Mohon tunggu...
amirotul choiriah
amirotul choiriah Mohon Tunggu... masih mahasiswa, sedang berjuang menyelesaikan skripsi -

suka jalan-jalan, nonton film, membaca dan menulis | mahasiswi Jurusan Ilmu Perpustakaan 2011 Universitas Diponegoro cerita lain : http://amirria.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

(KC) Senja di Pelupuk Mata

2 Oktober 2015   20:38 Diperbarui: 2 Oktober 2015   20:52 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

            Akhirnya ku putuskan untuk menumpahkan segala apa yang kurasakan selama ini. tentang perasaanku yang menggebu dan makin memuncak sehingga tak dapat ku pertahankan lagi. Aku pun mengajak Senja pergi menengok rumah kedua ku, yaitu Pantai. Pasir putih disepanjang pantai dan ombak tenang yang membelai bibir pantai menjadi keindahan tersendiri untuk kami nikmati. Tak lupa matahari yang akan menenggelamkan dirinya untuk sementara pada belahan bumi ini.

            Kata-kata yang sudah aku siapkan pun tercecer-cecer diotakku. Aku sudah menyiapkan segala resiko yang akan ku terima. Senja mengetahui perasaanku saja yang selama ini aku pendam pun sudah cukup membuatku lega. Karena perasaan ini kian kuat bila tidak ditumpahkan segera. Aku kehilangan rasionalku, aku akan meluapkan segala yang ada dipikiranku tentangnya.

            “Seperti senja yang selalu ku nantikan, hadirmu pun terus ku tunggu” kataku mencoba membuka pembicaraan yang selama perjalanan menyisir pantai hanya bungkam saja. hanya ombak yang menari-nari di depan telinga kami. Pikiran kami hanyut dalam gulungan ombak.

            Senja menoleh kearahku. Tersenyum. Senyumnya rupawan dan elegan. Keanggunan yang tersirat dalam lekuk wajahnya semakin membuatnya tampak cantik. Senja tersipu malu mendengar perkataan ku ketika menciptakan topik. “apaan sih Bas, lebay deh!” ujarnya untuk menutupi rasa malu yang jelas terlihat dari raut mukanya.

            “ehehe.. “ aku tergugu. Kehilangan kata-kata yang sejak dari rumah telah aku persiapkan dengan matang. Kami pun tenggelam dalam pikiran masing-masing.

            “ohya Bas, aku mau tanya sama kamu. Kamu tahu apa perbedaannya rasa cinta kepada seseorang dan rasa kagum kepada seseorang?” akhirnya Senja memulai mengeluarkan suaranya.

            Sejenak hening. Hanya suara deburan ombak yang terasa ditelingaku. Otakku memikirkan pertanyaan yang dilontarkan Senja. “emmm, kalau cinta yaa, apapun akan rela diberikan untuk seseorang yang dicintainya, rasa cinta itu kan bisa mengalahkan rasionalitas otak, jadi ya gitu deh kalau cinta sama seseorang. Kalau kagum ya sekedar kagum saja, tidak lebih” jawabku mulai melantur. Aku tak bisa memikirkan antara cinta atau rasa kagum.

            Senja menatap mataku tajam. “aku gak ngerti apa yang kamu omongin Bas. Coba jelaskan dengan seksama, biar aku paham”

            Aku menghela nafas dalam. “menurut aku, cinta itu bisa mengalahkan logika kita. Bila kita terbius oleh cinta, yasudah mabuk kepayang. Dan tentu cinta itu bikin candu. Dikepala isinya hanya seseorang yang dicintai, bahkan demi seseorang itu pun kita rela melakukan segala hal. Namanya demi cinta, segala sesuatu hanya untuk cinta. Apa-apa cinta, semuanya cinta. Ye gak?” kataku meminta pembenaran. “sedangkan rasa kagum ya hanya sekedar kagum. Tidak ada hasrat ingin melakukan segalanya untuk cinta. Tidak ada keinginan untuk memiliki”

            Senja mangut-mangut dengan penjelasanku. “oh gitu.. menurutku semua yang kamu jelaskan ada benarnya Bas. Tapi masih ada yang kurang dari pengertianmu tentang cinta dan kagum.”

            “memang yang kurang apa?” aku pun penasaran dengan apa yang akan terlontar dari mulutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun