"Permisi, Kek. Apa Kakek mengenal seorang gadis bernama Senja?" tanya Riza.
Kakek itu tersenyum. "Tentu. Anak itu buta sejak lahir. Tapi, ia adalah gadis paling ceria yang pernah kukenal."
Riza tertegun. Ia tidak menyadari bahwa Senja tidak bisa melihat. Ia melihat bukit itu lagi, kali ini dari sudut pandang yang berbeda. Senja tidak melihat senja yang indah, ia merasakannya. Dan Riza, yang bisa melihat, justru buta akan keindahan itu sampai ia bertemu Senja.
Ia kembali duduk di atas batu, kali ini dengan hati yang lebih ringan dan pandangan yang lebih jernih. Kegagalan bukan lagi akhir, melainkan awal. Seperti potongan kaca yang menyatu kembali, ia akan membentuk dirinya menjadi sosok yang lebih kuat. Semua berkat pertemuan singkatnya dengan seorang gadis buta di bukit kenangan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI