Andi merasa ragu. "Tapi, bagaimana aku bisa percaya padamu? Bagaimana aku tahu kau bukan makhluk jahat?"
"Karena aku adalah temanmu, Andi. Kita pernah bermain bersama di hutan saat kecil," jawab suara itu, mengingatkan Andi pada kenangan yang telah lama terlupakan.
"Teman? Siapa?" Andi berusaha mengingat, tetapi kepalanya terasa berat. "Aku tidak ingat."
"Namaku Rina. Kita berjanji untuk selalu bersama, tetapi aku terjebak di sini setelah kecelakaan itu," suara itu menjelaskan dengan nada penuh harap.
Andi merasa tergerak. Ia ingat, Rina adalah sahabatnya yang hilang saat mereka bermain di hutan. "Baiklah, aku akan membantumu," katanya, meskipun rasa takut masih menyelimuti hatinya.
Dengan alat penggali di tangan, Andi mulai menggali tanah di sudut ruangan. Suara ketukan semakin keras, seolah memberi semangat. "Lebih dalam, Andi! Aku hampir sampai!" teriak Rina.
Setelah beberapa saat menggali, Andi menemukan sebuah kotak kayu tua. Ia membuka kotak itu, dan dari dalamnya, cahaya lembut memancar. "Ini dia! Aku bisa merasakan kebebasan!" suara Rina terdengar penuh kegembiraan.
Tiba-tiba, tanah di bawah Andi bergetar, dan sosok Rina muncul dari dalam tanah, wajahnya bersinar. "Terima kasih, Andi! Aku akhirnya bebas!" katanya, tersenyum.
Namun, saat Andi berusaha meraih tangan Rina, sosok itu mulai memudar. "Tunggu! Jangan pergi!" teriak Andi, tetapi Rina hanya tersenyum dan berkata, "Ingatlah, aku akan selalu ada di hatimu."
Dengan itu, Rina menghilang, meninggalkan Andi sendirian di ruang tamu. Meskipun rasa takut masih ada, Andi merasa lega. Ia tahu, malam ini adalah awal dari perjalanan baru, dan kenangan Rina akan selalu bersamanya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI