Mohon tunggu...
Amien Laely
Amien Laely Mohon Tunggu... Administrasi - menyukai informasi terkini, kesehatan, karya sendiri, religiusitas, Indonesia, sejarah, tanaman, dll

menulis itu merangkai abjad dan tanda baca, mencipta karya seni, menuangkan gagasan, mendokumentasikan, mengarahkan dan merubah, bahkan amanah serta pertanggungjawaban

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Tuan dan Kucingnya

4 Agustus 2019   08:29 Diperbarui: 4 Agustus 2019   08:35 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Saya puas tlah menemani dan melayani tuan. Saya ingin ini semua makin sempurna, tak pernah berkurang. Dan tetap menjadi kucing. Hidup atau mati.

Untuk apa jadi harimau, dihebat-hebatkan, dielu-elukan, dikagumi kawan dan lawan,  lalu kehilangan cinta dari orang paling disayang. Saya tak mau, jika saya jadi harimau, tuan kan ketakutan. Lalu mengikat saya dengan rantai baja di sudut taman. Membiarkan saya sendirian dan kesepian.

Tuannya pun terdiam. Meneteskan air mata di remang kamar tengah malam. Makin sayang pada kucingnya yang lucu. Yang kini tlah tahu arti cinta dan pengorbanan. Dia tlah merelakan kehormatan yang hampir didapatnya sejengkal lagi. Namun memilih cinta yang hakiki. Melanjutkan persahabatan yang abadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun