Saya puas tlah menemani dan melayani tuan. Saya ingin ini semua makin sempurna, tak pernah berkurang. Dan tetap menjadi kucing. Hidup atau mati.
Untuk apa jadi harimau, dihebat-hebatkan, dielu-elukan, dikagumi kawan dan lawan, Â lalu kehilangan cinta dari orang paling disayang. Saya tak mau, jika saya jadi harimau, tuan kan ketakutan. Lalu mengikat saya dengan rantai baja di sudut taman. Membiarkan saya sendirian dan kesepian.
Tuannya pun terdiam. Meneteskan air mata di remang kamar tengah malam. Makin sayang pada kucingnya yang lucu. Yang kini tlah tahu arti cinta dan pengorbanan. Dia tlah merelakan kehormatan yang hampir didapatnya sejengkal lagi. Namun memilih cinta yang hakiki. Melanjutkan persahabatan yang abadi.