Ketidak wajaran dalam memperoleh rupiah, memang di mata publik, sepertinya sepertinya pemburu-nya masih kelihatan "senang","mewah", "terhormat", tetapi dalam diri yang memburu rupiah dengan tidak wajar tersebut, akan dihantui oleh perasaan yang senantiasamengantui diri mereka, merekaakan jauh dari ketenangan, suasana akan  terasa panas dan berbagai hukuman lainnya akan melanda pemburu rupiah dengan tidak wajar tersebut.
Rasakan sendiri, terkadang mereka  yang memburu rupiah dengan wajar saja, ada saja cobaan,ada saja ujian dari Tuhan Yang Maha Esa, kurang ini dan itulah, adanya kesulitan ini dan itulah, kondisi hidup dan kehidupan selalu terusiklah dan seterusnya.
Menjatuhkan  Demi Rupiah
Terkadang mereka  tidak segan-segan menjatuhkan pihak lawan, demi memburu rupiah. Hal ini tidak hanya berlaku dalam aktivitas keseharian, tetapi berlaku juga dalam aktivitas bisnis.
Dalam aktivitas keseharian atau hal-hal yang menyangkut keduniaaan, seperti "kekisruan" yang terjadi saat ini, diduga karena adanya dorongan pihak-pihak yang akan  memburu rupiah, sehingga pihak yang salah mereka  posisikan benar dan dibenarkan agar akan datang rupiah yang angkanya sangat pantastis.
Terkadang aktivitas yang memang baik yang mereka  kemas dalam suatu program, mereka  lakukan ujung-ujungnya demi rupiah. Bagi yang tidak cermat, terkadang aktivitas yang mereka  lakukan tersebut memberi kesan baik, memberi kesan positif, memberi kesan dapat membantu anak negeri ini, namun terkadang dibalik aktivitas tersebut terkadang "ada udang dibalik batu" ,entah secara langsung atau beberapa tahun kedepan baru terasa, diduga justru akan menguntungkan  mereka semata, menguntungkan pihak mereka dan tim mereka. Di duga akan memperkuat posisi mereka dan akan mempertahankan kekuasaan mereka.
Jika dalam aktivitas keseharian, mereka  dengan serta merta membela salah satu pihak, itu semua di duga  demi memburu rupiah,  terlepas dari mereka harus menjatuhkan dan mengorbankan pihak lain, semua mereka lakukan demi memburu rupiah.
Begitu juga dalam melakoni bisnis, pelaku bisnis yang satu tidak segan-segannya menjatuhkan lawan bisnis-nya, demi memburu profit atau rupiah yang gede.
Dalam  bisnis skala kecil saja terkadang pelaku bisnis skala kecil ini saling menjatuhkan dengan mempromosikan lawan bisnis-nya secara negatif. Misalnya, pelaku bisnis skala kecil yang berusaha di bidang kuliner dalam kesehariannya kelihatan "laris",  maka pelaku bisnis skala kecil yang tidak laris tersebut mulai mencari-mancari cara negatif untuk menjatuhkan pelaku bisnis selaku lawannya dengan jalan "memberi issu negatif", "jangan makan di sana, jangan beli di sana, di sana "makanan-nya"" di beri ini dan itu lho, sehingga konsumen dan atau pelanggan yang sudah setia, akan ragu dan akan lari ke tempat lain, sehingga unit bisnis-nya mulai sepi dan lama kelamaan collapse..
Begitu juga dengan pelaku bisnis skala besar dan mapan,dengan semakin "sengit" nya persaingan antar pelaku bisnis, maka terkadang tidak disadari bakan memang ada unsur kedak sengajaan atau memang sengaja pelaku bisnis yang satu menjatuhkan pelaku bisnis yang lain.
Contoh sederhana adalah dalam hal iklan sebagai media promosi yang mereka lakukan. Konten iklan yang mereka sajikan atau buat dengan tidak sengaja bahkan terkadang dengan sengaja untuk menjatuhkan lawan bisnis-nya, baik yang dilakukan oleh mereka sendiri maupun dengan menggunakan jasa pihak lain. Misalnya; makanan/minuman "a" mengandung ini dan itu (bahan yang haram bagi umat agama tertentu atau mengandung  bahan kimia yang berbahaya/mematikan dan lainnya).
Â