Mohon tunggu...
Amel Widya
Amel Widya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PPNASN

Perempuan Berdarah Sunda Bermata Sendu. IG: @amelwidya_ Label Kompasiana: #berandaberahi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Pohon Kenangan Pohon Kehilangan

17 Agustus 2018   06:06 Diperbarui: 17 Agustus 2018   06:30 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Pernah kukira kesendirian itu menyenangkan, hingga kudapati sebuah pulau menahan isak. Sudah lama pulau itu menanggung beban sepi: perih laut menampar-nampar tiap sisinya, getar awan menajamkan senyap penantian, dan camar-camar terkekeh mengejeknya.

Sering benar pulau itu menduga ujung tunggu: akan datang perahu laju, kapal-kapal yang singgah lama, atau jukung-jukung yang letih dijilat ombak. Tetapi, yang tiba selalu sepi. Pulau itu menunggu kita: menyiangi belukar kenangan; mencabuti semak luka; dan menebar benih harapan lebih banyak dibanding hujan curah.

Pernah kukira pulau itu telah menghapus jejak kita, hingga kutemui bekas bibir kita tumbuh menjulang: pohon kenangan, pohon kehilangan.

Batam, Agustus 2014

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun