aku yang menahan perih dengan harga diri terluka mencoba tetap tegak berdiri
dan Kau...
yang kupuja, yang kusembah. yang kuandalkan yang kupercaya
membiarkan mereka menoreh luka berkali-kaliÂ
sementara sayatan lamanya belum juga tertutup keropeng
mereka mengelupasnya lagi dengan tawa lebar
dan Kau diam, hanya menyaksikan, melihatku seberapa lama masih sanggup berdiri
mengapa tak Kau tenggelamkan saja mereka supaya hati kotornya tercuci buih lautan?
mengapa tak Kau renggut saja orang yang mereka sayang agar tahu rasanya kehilangan?
mengapa tak Kau buka aibnya agar tahu rasanya dipermalukan?
mengapa tak Kau buat mereka gagal dalam banyak hal agar tahu rasanya direndahkan?