Mohon tunggu...
Ama Atiby
Ama Atiby Mohon Tunggu... karyawan swasta -

"Pencari ilmu yang takkan pernah berhenti menambah ilmu" http://lovewatergirl.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bukan Siti Nurbaya (Episode 4)

5 Januari 2011   12:24 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:56 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Malam itu pertama kalinya aku merasa bengitu canggung di rumah sendiri. Betapa malunya aku ketika aku tak bisa menjawab pertanyaan dari sepupuku yang bertanya tentang pekerjaan suamiku. Yang sekali lagi menunjukkan betapa aku terlalu cuek dan terkesan tak perduli terhadap suami. Belum lagi keluarga besarku yang sengaja menggodaku di depan suamiku. Ah... rasanya aku ingin cepat-cepat saja menyelesaikan makan malam ini. Disisi lain suamiku kelihatan sangat tenang dan cenderung cepat beradaptasi dengan suasana di keluargaku. Dengan mudahnya ia bergaul dengan abang dan adik-adikku dan dengan saudara-saudara baik dari pihak bunda dan ayahku. Kuakui sikapnya yang dewasa dan ramah membuatnya mudah diterima dikeluargaku. Terkadang juga ia menanggapi gurauan dan joke dari adik-adikku. Ah, ternyata ia tak sependiam yang kubanyangkan.

Hari ini terasa begitu panjang dan melelahkan... Rasanya aku ingin segera terlelap. Dikamar pengantin ini aroma melati masih tercium. Tapi sekali lagi, wangi melati ini  tak juga mampu menggodaku, apalagi melunakkan hatiku. Pikiranku terlanjur bercabang mendapati sms yang baru saja masuk dari Satria yang berisi ucapan selamat. Dari jendela kamar yang menghadap teras kulihat suamiku sedang asik bercengkrama dengan pak cik dan tetanggaku.

Kuambil HP dan kupaksakan diri untuk meneleponnya. Sekali... Tak diangkat. Ah... Jangan-jangan dia sudah tidur, pikirku. Tak puas, aku mengulang kembali untuk menekan tombol yang berwarna hijau tersebut. Tak juga diangkat. Tak biasanya begini, ia pasti selalu mengangkat telpon dariku meski sudah tertidur. Kucoba sekali lagi, tetap tak diangkat. Ada apa gerangan, apa dia marah?

"Kamu sudah sholat dek?"

BRAK..!!!

HP ku terjatuh, pertanyaan suamiku yang muncul tiba-tiba mengagetkanku. Sejak kapan dia ada disini, pikirku.


"eh... kaget ya, maaf ya" Ujarnya.

HP itu langsung kupungut kembali sebelum ia mengambilnya. Dengan keheranan ia melihat tingkahku dan menghela nafas panjang.

"abang mau sholat, mau berjama'ah?" tanyanya.

"Ama sudah sholat tadi" Balasku cepat.

Kupandangi punggung suamiku yang berjalan menuju kamar mandi. Selang beberapa saat, masuk sms dari Satria. Dengan keheranan aku membaca isi smsnya, kucermati kata per kata seolah tak percaya dengan apa yang ditulisnya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun