Bulan Desember adalah 'sesuatu' yang paling dinanti-nanti oleh setiap orang di seluruh dunia, secara khusus oleh segenap insan yang berkeyakinan Kristiani atau Nasrani.
Khusus bagi umat Kristiani sejagat tak ada momen lain yang paling dinanti-nantikan di bulan Desember selain peristiwa Kelahiran Kristus Sang Juru Selamat Dunia atau yang biasa disebut Natal. Ini merupakan sebuah perayaan iman yang sarat akan sukacita dan kegembiraan.
Oleh karena itu, merayakan ataupun memeriahkan Natal atau peristiwa kegembiraan ini tentu di setiap tempat dapat dilakukan secara berbeda-beda tergantung konteks tempat dan suasana yang dialami di setiap wilayah baik itu di kota maupun di desa-desa atau perkampungan.
Kali ini, saya coba berbagi terkait bagaimana suasana natal yang terjadi di kampung sebagaimana yang saya alami di kampung tempat saya menetap yakni di Pacar, Manggarai Barat, Flores-NTT.
Ketika sudah memasuki bulan Desember yang dikenal sebagai bulan basah ini, warga kampung sudah mulai sibuk dengan menyiram bibit dan membajak sawah juga yang tak kalah penting adalah persiapan menyambut Natal.
Sekalipun sepenuh hari di kebun atau sawah, perbincangan menyangkut Natal selalu menjadi trending topik tersendiri.
Hal lainnya juga yang membuat suasana Natal semakin ngeh di hati ialah ketika  lagu-lagu bernuansa Natal semisal Oh Holy Night mulai dilantunkan dari rumah ke rumah. Apalagi jika itu didengar saat gerimis ataupun kabut serta asap dari tungku dapur mulai menyelimuti alam kampung.
Satu hal yang membuat Natal semakin khas di kampung adalah menyangkut kebersamaan yang dibangun berdasarkan rasa spontanitas dan kekeluargaan.
Lihat saja contoh yang selalu terjadi di kampung saya di Pacar, Manggarai Barat, Flores-NTT, dari tahun ke tahun tali kebersamaan ini dapat ditampilkan dalam berbagai bentuk kegiatan yang berkaitan dengan persiapan Natal.
Pertama, bakti Natal secara berkelompok mulai dari pembersihan di lingkungan kelompok basis gerejawi masing-masing hingga di lingkungan sekitar Gereja.