Mohon tunggu...
Pendidikan

"Stop Bullying" Konseling Traumatik

9 Mei 2019   22:19 Diperbarui: 9 Mei 2019   22:49 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://difabel.tempo.co/

Banyak penyebab terjadinya traumatik, tapi di sini saya hanya akan mengambil salah satu penyebab traumatik yang hampir sering terjadi di lingkungan sekolah yaitu bullying. Sepertinya bullying yang terjadi saat ini dari tahun ke tahun semakin menjadi-jadi, karena kasus seperti ini bukan hanya terjadi di kalangan remaja tapi juga anak-anak yang masih berada di bangku sekolah dasar. Ini terjadi karena kurangnya perhatian baik dari pihak sekolah, orang tua dan juga lingkungan sekitar sehingga kasus bullying ini seperti hal yang sudah biasa terjadi.

Ini di khawatirkan akan memberikan dampak negatif bagi si korban, baik secara mental maupun fisiknya yang bahkan bisa menyebabkan korban mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. Bagi korban yang mengalami trauma bullying sedikit banyak pasti akan menimbulkan luka terutama psikis yang mendalam. Keadaan mental dan jiwa seseorang akan terganggu karena trauma yang ia alami saat dibully bisa dengan menghina, melecehkan, merendahkan, dan berbuat seenaknya terhadap si korban.

Itulah mengapa bullying harus menjadi perhatian khusus, terutama bagi guru Konseling di sekolah. Konselor harus peka terhadap lingkungan di sekolah, karena korban bullying biasanya tidak mau mengungkapkan apa yang terjadi pada dirinya dan lebih memilih untuk diam. Sehingga sebagai konselor harus bisa melakukan pendekatan khusus terhadap anak didiknya agar hal-hal seperti ini bisa di atasi.

Sebagai konselor bisa melakukan konseling traumatik yaitu upaya konselor untuk membantu klien yang mengalami trauma melalui proses hubungan pribadi sehingga klien dapat memahami diri sehubungan dengan masalah trauma yang dialaminya dan berusaha untuk mengatasinya sebaik mungkin.

Adapun cara atau tahap menghilangkan trauma :

  • Mengenali dulu apa yang menjadi penyebab gangguan itu, sebab tidak sama dalam setiap kasus
  • Kembali lagi pada peristiwa saat itu, dan mengeluarkan emosi yang seharusnya dia keluarkan saat itu. Tentunya dengan bantuan seorang ahli terapi dia mengunjungi kembali saat itu dan mengeluarkan perasaannya yaitu perasaan takut, marah, diekspresikan semua.
  • Setelah itu baru masuk ke yang disebut di dalam ilmu terapi ke arah yang bersifat kognitif. Yaitu penyembuhan kognitif artinya dia akan diajar atau mulai belajar melihat hidup ini atau situasi ini dengan kacamata yang berbeda.

Untuk melakukan konseling traumatik ini perlu perlakuan khusus karena proses yang menggunakan waktu yang lumayan lama. Ini sebabnya jangan sampai mental seseorang kita lukai dengan melakukan bullying yang bisa menyebabkan sikap dan perilakunya berubah. Oleh karena itu, stop terhadap bullying karena dalam hal ini semua harus ikut berkontribusi agar kasus-kasus seperti tidak tumbuh dan terus tumbuh lalu mengakar kuat sehingga di kemudian tidak mengalami kesulitan dalam mengatasi hal yang sebenarnya bisa kita pangkas. Semua anak itu memiliki hak untuk bisa hidup di lingkungan yang aman dan nyaman, dan juga lingkungan yang bisa menjadi tempatnya untuk bersosialisasi.

Daftar rujukan:

https://naniksariyani.blogspot.com/2012/04/perbedaan-konseling-traumatik-dengan.html

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun