Mohon tunggu...
AL Wijaya
AL Wijaya Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis "Target Pertama", "As You Know", "Kembali ke Awal"

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Batas (Bab 12)

5 Juni 2019   08:23 Diperbarui: 5 Juni 2019   08:30 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Dengan hati-hati, Tomas menyalakan api menggunakan korek api gas miliknya. Ia menyulut sumbu dua buah lilin berbentuk angka 2 dan 0 yang tertancap di atas sebuah kue tar berwarna merah yang sedang dibawa oleh Rita.

Dengan cepat api menyala di atas kedua lilin tersebut. Setelah lilin menyala, Rita bersiap-siap. Begitu pula dengan Tomas. Tomas membuka pintu kamar Ari. Mereka berdua berniat memberi kejutan pada Ari di hari istimewanya.

Namun sayangnya mereka tak berhasil. Ari tidak berada di dalam kamar. Rita dan Tomas nampak bingung sebab kondisi kamar Ari sangat bersih.

Rita dan Ari masuk ke dalam kamar Ari. Mereka mencari-cari keberadaan Ari di setiap sudut ruangan, namun Ari benar-benar tidak ada di sana.

Di atas meja, Tomas melihat sepucuk surat terlipat dengan rapi. Tomas menghanpiri surat tersebut lalu memungutnya. Ia menunjukkan surat tersebut pada Rita. Seketika ekspresi wajah Rita langsung berubah.

---

Untuk tante Rita dan om Tomas yang Ari sayangi...

Ingin sekali rasanya Ari menyampaikan hal ini secara langsung. Namun Ari tak pernah memiliki keberanian yang cukup untuk mengungkapkan semuanya. Mungkin lewat tulisan ini, Ari dapat bercerita banyak tentang perasaan yang berkecamuk dalam hati Ari selama ini.

Sebelumnya, Ari berterima kasih yang sebesar-besarnya atas semua kasih sayang, perhatian, waktu yang tante dan om berikan untuk Ari. Dalam lubuk hati Ari, Ari sangat mengapresiasi itu. Terima kasih telah menjaga Ari selama 3 tahun belakangan ini..

Ari tahu, Ari adalah anak yang bandel, keras kepala, dan egois. Ari pasti sangat merepotkan kalian. Ari sadar itu. Untuk itu, Ari ingin meminta maaf.. Sungguh, tak ada terbesit dalan pikiran Ari untuk menyusahkan kalian atau apa... Mungkin Ari khilaf dan terlalu larut dalam kesedihan. Sehingga tanpa sadar, Ari melukai kalian..

Air mata Rita kembali menetes saat membaca surat dari Ari. Ia tak pernah menyangka Ari akan memanggilnya dengan panggilan tante. Ini membuat Rita menjadi terharu. Bendungan air matanya jebol seketika.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun