Mohon tunggu...
Berbagi Ilmu
Berbagi Ilmu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Alvin Ulandari

Genggam dunia dengan ilmu

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Membentuk Mental Health pada Anak Melalui Keseharian yang Sehat

28 Februari 2022   10:39 Diperbarui: 28 Februari 2022   10:44 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Melihat seorang anak yang sehat dan cerdas selalu mampu menjadi pemandangan sejuk bagi setiap mata, membuat kita akan terasa sulit untuk mengalihkan pandangan walau sekejap.

Pemandangan yang indah tersebut tentunya tidak didapatkan dengan harga yang murah, karena kesehatan memang dikenal sebagai sebuah anugerah yang sangatlah mahal.

Dalam perkembangannya, kesehatan seorang anak tidaklah hanya diukur dari kesehatan secara lahiriyah saja atau jasmani, melainkan ada sebuah point yang tidak bisa terpisahkan dari mereka yakni kesehatan mental.

Dengan segala perkembangan yang ada saat ini, tentunya sudah bukan pengetahuan baru lagi bahwa anak anak sendiri sudah sangat mampu mendapatkan gangguan secara mental meskipun usia mereka sangatlah belia.

Gangguan mental sendiri tidak hanya berpusat pada masalah kegilaan atau gangguan jiwa, tetapi masalah mental yang berat disadari atau tidak akan mengantarkan pada gangguan kejiwaan tersebut.

Oleh sebab itu sangat penting bagi semua orang untuk menyadari bahwa menjaga mental seorang anak tetap sehat adalah hal yang sangat penting dipelajari sejak dini. 

Membangun mental anak yang sehat sebenarnya susah susah gampang, mengapa dikatakan begitu karena anak anak sendiri sebenarnya ada peniti yang sangat handal sehingga disinilah peran orang tua dipertanyakan, sudahkah ia menjadi Role Model yang baik dan benar ? , Selain itu membentuk mental anak yang sehat bisa juga dengan membiasakan anak akan beberapa kebiasaan sehat diantaranya

 1. Membiasakan anak untuk mampu mengekspresikan perasaannya

point pertama ini akan membuat seorang anak merasa bahwa ia penting dan akan didengarkan orasinya, bukan hanya harus menuruti dan menerima semua yang diberikan atau diperintahkan terhadap mereka.

sampai saat ini masih sangat banyak orang tua yang merasa bahwa pilihan yang mereka jatuhkan akan selalu sesuai dengan keinginan anak mereka, padahal sebenarnya apabila keadaan ini terus berlanjut hingga mereka mencapai usia dewasa anak akan memiliki pola pikir bahwa apapun keputusan mereka tidak penting dan tidak akan didengarkan jadi mereka terbiasa menahan ekspresi dan emosi mereka. 

Selain itu saat dewasa nantinya akan ada dua kemungkinan terhadap sikap yang mereka miliki bahwa yang pertama mereka akan mengulangi sikap tersebut pada orang lain karena berfikiran bahwa pendapat mereka adalah yang paling benar atau sebaliknya yang kedua yaitu mereka akan merasa bahwa sampai kapanpun pendapat mereka tidaklah menjadi penting dan pantas didengarkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun