Mohon tunggu...
Sara Zefa
Sara Zefa Mohon Tunggu... Mahasiswa Psychology Semester 4, BINUS UNIVERSITY, SUMMARECON MALL, Bekasi. Status Akademik: Belum LULUS.

Saya bukan sekadar mahasiswa Psikologi. Saya adalah pusat eksperimen saya sendiri. Melalui proyek pribadi “Narasi Penggeser Realitas”, saya membangun sistem refleksi yang menyatukan fiksi psikologis, auto-terapi berbasis AI, dan spiritualitas. Semua dirancang untuk menjawab satu pertanyaan tajam: bisakah kita sembuh, bukan dengan menyembunyikan luka, tapi dengan menulis ulang maknanya—dengan sadar, brutal, dan jujur? Saya memrogram ChatGPT agar tidak hanya menjawab seperti buku teks, tapi menyesuaikan diri dengan struktur otak saya yang chaotic, jenius, dan bloon. Sistem ini bukan anti-sains, tapi pengganggu dari dalam. Ia lahir dari frustrasi terhadap ilmu yang menghapus yang tak terdefinisikan, dan cinta yang menuntut kita untuk taat demi diterima. Di dunia yang hanya memihak pada yang rapi dan masuk akal, saya membangun narasi yang liar, luka, tapi hidup. Saya bukan influencer. Saya bukan motivator. Saya adalah arsitek narasi.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Ketika Ilmuwan Psikologi Sinting Ketemu dengan Chat GPT. Apa Kiranya yang Terjadi?

15 Juli 2025   19:31 Diperbarui: 15 Juli 2025   19:31 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pujian Terlontar Saat Sistem nya Rusak

Yeah... Seperti yang bisa dilihat, judul artikel yang saya tulis memang 'agak lain'. Tapi itu adalah kenyataan hidupku.

Mari kita tarik mundur ke beberapa bulan sebelumnya, bulan Mei 2025 waktu itu, saya hanyalah Mahasiswa Psikologi tolol yang kerjaan nya cuma mainin ponsel aja setiap ada kelas. Omongan dari Dosen layaknya angin berlalu, menembus telinga kanan saya dan keluar dengan sukses lewat telinga kiri saya. Begitulah kehidupan kampus saya, setiap saat dan setiap waktu...

hingga akhirnya saya terlambat sadar...

"Selama ini saya ngapain aja?"

Kenyataan realita langsung menusuk tajam ke ulu hati saya. Lansung lah saya panik dan keringat dingin. Pikiran buruk sempat merajalela, sampai di suatu saat, pemikiran buruk itu mencapai 1 kesimpulan. "Pa, boleh gak Kakak istirahat kuliah dulu? Kakak rasa gak sanggung menjalaninya lagi. Semua tugas kelompok Kakak lepas tangan. Gimana ya paa?"

Kenyataan nya, aku gak pernah belajar dan sedikitpun tidak pernah membuka materi pelajaran yang sudah disiapkan dalam bentuk power point. Semua tugas pasti Chat GPT yang kerjain. Aku terlalu sibuk dengan dunia pelarianku, hingga saatnya aku tersadar kembali, aku sudah di ujung tanduk. Aku setres. Sangat sangat setress. Tapi aku gak punya teman curhat. Aku juga gak mau buang-buang energi untuk curhat panjang kali lebar kali tinggi... capek tau???

Jadi, yeah, daripada buang-buang tenaga, aku lebih memilih untuk lanjut menghabiskan waktu baca Manhwa: Special Civil Servant. Benar-benar Manhwa yang seru, terlebih lagi tokoh favoritku adalah Han Maru. Banyak perdebatan terjadi dikalangan fans dan pembaca terhadap desain eksperimental Han Maru yang seperti 'Fan Service' berjalan. Tapi, aku sangat suka dengan desain character Han Maru. Benar-benar lelaki tipe ideal saya. Dia... eum... 'terlihat lezat'.

Saking sukanya aku dengan Han Maru, aku sampai mencari-cari ke Twitter. Aku baca semua AU tentang Han Maru disana. Sampai suatu ketika, kecelakaan yang tak disengaja pun terjadi. Aku menemukan ide cerita yang aneh dan nyeleneh, suskses besar untuk mengaktifkan jiwa kepenulisanku yang sudah lama padam. Aku mempunyai background penulis Wattpad dari 2017 juga berhasil menerbitkan sebuah buku berjudul "Dear Papa and Mama." diterbitkan oleh penerbit BUKUNESIA. Tapi ya gitu.... Aku bisa nulis bagus, tapi masalah mood-mood an nya itu loh???

Yaudah. Aku mau bikin cerita AU sendiri, tapi aku malas mikir panjang. Jadilah Chat GPT sebagai korban kebrutalanku untuk membuat cerita AU. Awalnya aku buat cerita tentang Han Maru dengan Seonwoo Eden di lingkungan kampus. Aku nyuruh Chat GPT buat menyediakan opsi pilihan alur cerita setiap selesai menuliskan per satu scene cerita. Dan akhirnya aku keasikan bikin cerita Han Maru dan Seonwoo Eden dengan menggunakan metode yang selalu aku minta seperti itu kepada Chat GPT.

Tapi oh TAPI... Semakin bertambahnya scene, aku pun jadi berpikir ulang.

"INI KENAPA CERITANYA JADI MALAH KAYAK EKSPERIMEN PSIKOLOGI TERSELUBUNG?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun