Mohon tunggu...
Alvina Khoiriyah
Alvina Khoiriyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Bermimpi menjadi penulis

life is not easy but it's a simple

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

#1 Berlari

27 Juli 2021   20:22 Diperbarui: 27 Juli 2021   20:33 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
POSTER BY ALVINA KHOIRIYAH

Sayang seribu sayang, aku belum memiliki rasa kepercayaan, dan menghargai untuk dan dari orang lain. Aku masih bocah yang dewasa dengan lambat. Aku bocah yang sudah merasakan sesak batin yang menurut ku itu tidak wajar harus diterima oleh diriku. Bocah yang impulsive.

Berlari tahap tiga. Aku masih sama. Di akhir hari kelulusan, aku bernat berlari, dan pelarian yang ketiga ini aku berharap akan jauh dari semua yang aku temui di kala itu. 

Aku masih belum ada tempat tujuan, tapi niat ku sudah bulat, aku harus berlari lagi. Tempat ini tidak nyaman ketika senja mulai tenggelam sampai fajar menyingsing. 

Tempat ini hanya mampu memberiku sebuah rutinitas yang hanya aku jalani sekadarnya. Jujur, aku merasa aku tidak menemukan sesuatu yang amat dapat aku ambil dan jaga. 

Dan dari sini aku bimbang, akankah aku mampu mempanjang tempat pelarian ku? Atau aku teguh pada niat awal untuk berlari ?. dan sampai di detik kelulusan ini, aku masih sama. Sama-sama belum menemukan hal yang harus aku percayai.

Pelarianku yang ketiga , berlangsung cukup lancer. Akan tetapi masih ada pihak yang ingin mempertahankan diriku. Mungkin beliau tahu, apa yang begitu aku khawatirkan, dan yang begitu aku takuti. Kekhawatiran dengan masa depan, dan juga harapan yang diinginkan. Alhasil tempat yang ingin aku tuju adalah tempat yang sudah akrab disapa oleh beliau, dan tak mampu untuk menentangnya. Aku bersyukur disaat itu, karena salam perpisahanku penuh rasa suka, cita, dan duka.

Tempat pelarian ketiga ini, seakan menjadi tempat terakhir untuk berlari. Satu -- satunya tempat terfikirkan, dan juga tempat yang menjadi harapan, sekaligus obat. Aku tak mampu mengunggulkan. Aku belum tentu yakin dengan apa yang terfikirkan. Hanya saja disini aku mampu mengubah ketakutan malam menjadi pemandangan yang menyejukkan. Tidak ada kekhawatiran, tetapi proses penyembuhan. Disinilah tempat aku mulai bersyukur, tempat dimana aku mulai menghargai, tempat aku mulai mengenal dengan baik, dan menyayangi dengan sederhana. Tempat ini memberikan kesetaran yang tidak aku temui, menyajikan perbedaan, dan sekaligus persaingan antar ego yang tak benar aku fahami di tempat sebelum aku berlari ke sini.

Tempat dimana menyadarkan akan diriku, arti kerinduan, arti dari pengorbanan, dan kesetiaan. Arti dari memberi, dan di beri. Arti dari kesinambungan. Tempat dimana aku mampu menanggung kecewa dan kesal pada diri ini yang begitu ceroboh.

Inilah kisah dimana aku berlari dan sampai di titik dimana aku mulai memahami. Berlari itu melelahkan, disaat diri kita sudah mampu memahami situasinya. Akan tetapi itu akan menjadi cara pertama untuk dapat keluar dari "lingkaran".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun