Mohon tunggu...
Alpaprana
Alpaprana Mohon Tunggu... Wiraswasta -

Jika arwah sang penyair, dan setumpuk kesedihan pecinta sastra mengalir di urat nadi, maka ijinkanlah aku mencumbui setiap mata yang membaca rangkaian kalam rahsa alpaprana (aksara biasa), sampai terbenamnya bahasa penaku di keabadian sulbi makhluk berkulit tanah, sebelum tiupan sangkakala memanggil, menyentuh udara kiamat, hingga membangunkan seisi jagad raya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Paradigma Seujung Pena

4 Juli 2016   12:55 Diperbarui: 4 Juli 2016   13:01 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Se-siang ini
ruang anganku mengecil
menyerupa sisa-sisa tinta di ujung pena
melantun arwah puisi
tentang sgala warna hati
menyatu dengan rahsa diri
memiliki hasrat kerinduan
yang tiada habis ditelan kenestapaan.

Pada wadah paradigma
di dalam senyap ilusi
nampaklah cinta
duduk bersila di bangsal ajaib semesta  
bersimbah kelopak bunga
memaparkan aroma surga
melempar senyum kesejukkan dari jiwa

dan...seperti-ku berlari di alur puisi
semoga-ku mulai memperlambat waktu
merenungi rindu di retak cermin hari  
lebih lama, diam-diam memandangi cinta.

Se-siang ini
bias sinar mentari jatuh di jendela hati
kala mata enggan sepenuhnya terbuka
raga berkulit tanah-pun tiada berdaya
hanya terdengar bahasa puisi
yang terlampau nikmat untuk dikaji
sebagai pengobat kelukaan
sebab cinta tlah bersembunyi
di jari-jari ruhani
dalam balutan selendang bidadari.

Bila cerah sewaktu-ku tiada kembali
ingatanku akan tetap mengecil
lalu membiarkan cinta, menjauh
dari keangkuhan rahasia
menyesap napas bunga yang keruh
dan selalu kuingat rindu sepenuh luruh.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun