Mohon tunggu...
Alpaprana
Alpaprana Mohon Tunggu... Wiraswasta -

Jika arwah sang penyair, dan setumpuk kesedihan pecinta sastra mengalir di urat nadi, maka ijinkanlah aku mencumbui setiap mata yang membaca rangkaian kalam rahsa alpaprana (aksara biasa), sampai terbenamnya bahasa penaku di keabadian sulbi makhluk berkulit tanah, sebelum tiupan sangkakala memanggil, menyentuh udara kiamat, hingga membangunkan seisi jagad raya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kirana di Ranting Senja

15 Mei 2016   14:14 Diperbarui: 15 Mei 2016   14:22 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi (Alpaprana) : Kirana di Ranting Senja | Koleksi Pribadi

Tatkala langit memancarkan jingga 

kemuning surya memudar di maghrib semesta 

latar bumi menanggalkan resah warna pagi 

menyambut malam di sisi 

pesonakan hidup, sebelum gelap menghampiri 

 

Senja 

maknamu usung aksara kesucian jiwa 

hadirmu penyejuk mata insan nan mencinta-Nya 

singgah di ranting paradigma 

mengalirkan sejuk udara 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun