Mohon tunggu...
Allyssa Auralila
Allyssa Auralila Mohon Tunggu... Mahasiswi Universitas Mercu Buana | Prodi Akuntansi S1 | NIM 43223010097

Dosen Pengampu: Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Teori Akuntansi Pendekatan Hermeneutik Wilhelm Dilthey

12 Oktober 2025   23:21 Diperbarui: 12 Oktober 2025   23:21 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Misalnya, ketika masyarakat menilai bahwa kejujuran adalah nilai utama, maka sistem akuntansi yang dihasilkan pun akan menekankan transparansi dan akuntabilitas. Tetapi jika orientasi utama adalah laba tanpa batas, akuntansi bisa berubah menjadi alat pembenaran manipulasi angka.

Dengan demikian, hubungan manusia dan akuntansi bersifat dialektis keduanya saling membentuk dalam proses kehidupan sosial.

Sumber: PPT 'Teori Akuntansi Pendekatan Hermeneutik Wilhelm Dilthey' by Prof Apollo, FEB UMB 2025
Sumber: PPT 'Teori Akuntansi Pendekatan Hermeneutik Wilhelm Dilthey' by Prof Apollo, FEB UMB 2025
  • Ontologi Akuntansi sebagai Ekspresi Jiwa Historis

Setiap praktik akuntansi memiliki akar historisnya. Ia lahir dari konteks sosial, budaya, dan ekonomi tertentu. Karena itu, akuntansi bersifat historis selalu berubah mengikuti dinamika nilai masyarakat.

Misalnya, akuntansi kolonial yang diterapkan oleh pemerintah Hindia Belanda menekankan kontrol dan kepatuhan. Sebaliknya, akuntansi koperasi yang berkembang di Indonesia menonjolkan nilai keadilan dan kebersamaan.

Hal ini menunjukkan bahwa akuntansi bukan entitas universal yang netral, melainkan hasil dari pengalaman sejarah manusia. Ia adalah cermin dari "jiwa historis" masyarakat yang melahirkannya. Dengan memahami sejarah akuntansi, kita dapat memahami bagaimana nilai dan budaya membentuk cara manusia menghitung, mencatat, dan menilai kehidupan ekonominya.

  • Kesimpulan Ontologis

Ontologi hermeneutik Dilthey menegaskan bahwa hakikat realitas manusia adalah kehidupan yang bermakna dan terus menafsirkan dirinya. Dalam konteks akuntansi, hal ini berarti bahwa sistem, laporan, dan praktik ekonomi tidak dapat dipahami tanpa melihatnya sebagai bagian dari kehidupan sosial manusia.

Akuntansi bukan sekadar alat teknis, melainkan cermin kehidupan yang mengekspresikan nilai, sejarah, dan kesadaran moral masyarakat. Melalui pendekatan hermeneutik, akuntansi dapat dipahami secara lebih utuh sebagai wujud kehidupan yang berbicara melalui simbol, bahasa, dan ekspresi sosial.

Sumber: PPT 'Teori Akuntansi Pendekatan Hermeneutik Wilhelm Dilthey' by Prof Apollo, FEB UMB 2025
Sumber: PPT 'Teori Akuntansi Pendekatan Hermeneutik Wilhelm Dilthey' by Prof Apollo, FEB UMB 2025

Aksiologi Akuntansi Hermeneutik Wilhelm Dilthey

Setelah menjelaskan dasar epistemologis dan ontologis, Wilhelm Dilthey menempatkan aksiologikajian tentang nilai sebagai puncak dari pemahaman manusia. Aksiologi hermeneutik berfokus pada bagaimana pengetahuan digunakan secara bermakna, bagaimana nilai dihidupi dalam tindakan, dan bagaimana makna moral hadir dalam kehidupan manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun