Mohon tunggu...
Ali Wasi
Ali Wasi Mohon Tunggu... Lainnya - Aparatur Sipil Negara

Seorang ASN dari Tahun 2015 s.d. sekarang, yang semula gemar menulis cerita fiksi menjadi rutin menulis analisis informasi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Menggenggam Dunia (5) Tegar

27 April 2024   07:55 Diperbarui: 2 Mei 2024   08:56 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku mengajak Rahmat mengobrol dan duduk di bawah pohon yang tak jauh dari tempat pemakaman. Ia menurutiku.

"Mamet, Kakak turut berduka cita atas kepergian ibumu." Ucapku pelan.

"Makasih, Kak." Jawabnya.

"Sebenarnya Kakak punya keinginan untuk kamu."

"Keinginan apa, Kak?"

"Kamu ingin sekolah?"


"Mamet gak punya uang, Kak. Lagipula rumah tidak ada yang jaga." Jelas ia dengan pasrah.

"Kakak, ingin membiayai kamu sekolah dan kalau mau Mamet bisa tinggal dengan Kakak di kota." Jelasku.

"Makasih Kak kalau Kakak mau membiayai Mamet sekolah, tapi Mamet gak bisa meninggalkan desa ini. Mamet tidak punya siapa-siapa lagi selain teman Mamet."

Aku menyadari bahwa Rahmat sekarang sedang kesepian. Aku harus memahami bahwa ia perlu teman sebaya.

"Ok, Kakak menyekolahkanmu di desa ini saja dan kamu mau tinggal dengan Kakak?" tawarku penuh harap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun