Pedestrian dalam bahasa latin terambil dari kata pedos yang artinya kaki. Dalam arti yang umum pedestrian mengacu kepada aktivitas berjalan kaki di atas trotoar. Sampai akhirnya kata pedestrian lebih sering diartikan kepada trotoar atau side walk yang digunakan para pejalan kaki. Kondisi trotoar yang rapih, bersih dan leluasa merupakan hak bagi para pejalan kaki. Belum hadirnya kondisi trotoar yang refresentatif menunjukan kualitas pembangunan dari suatu kota atau wilayah.
Kualitas trotoar perlu menjadi perhatian serius pemerintah. Khususnya pemerintah provinsi dan kabupaten/ kota seluruh NKRI. Terbangunnya jalur trotoar yang baik menunjukan komitmen pembangunan yang humanis dan ramah lingkungan. Apalagi di era sekarang ketika kesadaran akan hidup sehat semakin kuat. Maka trotoar dan ruang terbuka hijau ataupun taman-taman kota menjadi salah satu identitsas dan detinasi kegiatan hampir semua lapisan masyarakat.
Iring-iringan  anak sekolah, kaum urban menuju tempat kerjanya, aktivitas jalan sehat sampai kepada wisata walking tour merupakan manfaat langsung dari hadirnya jalur trotoar. Diperlukan atau barangkali sudah ada standar untuk menyebutkan bahwa kondisi trotoar tersebut sudah benar secara fungsi dan perannya. Kelengkapan utama yang harus ada pada jalur trotoar seperti tempat sampah, lajur jalan untuk tuna netra, taman/ pohon peneduh sampai shelter dalam beberapa pengamatan lapangan sangat penting untuk disediakan.  Termasuk adanya mesin yang menyediakan air minum akan melengkapi fungsi penting dari jalur trotoar.
Untuk itu barangkali Kementrian PUPR atau dinas yang bertanggung jawab terkait keberadaan trotoar perlu menjadikan keberadaan torotoar sebagai fasilitas wajib ketika membangun jalan. Tidak jarang dijumpai jalan dibangun tetapi jalur trotoar tidak diperhatikan. Bahkan lebih tragis lagi trotoar malah dijadikan tempat parkir, ditumbuhi pohon besar yang menghalangi pejalan kaki sampai menjamurnya para pedagang diatas trotoar. Untuk kondisi seperti itu maka penegakan hukum (Perda) perlu ditegakan. Jangan sampai hak-hak pejalan kaki dirampas oleh aktivitas diluar fungsi dari trotoar.
Trotoar adalah Hak Pedestrian
Bagi para pedestrian keberadaan trotoar/ sidewalk adalah hal penting. Rasa aman dan nyaman ketika berjalan kaki adalah hal utama yang harus diperhatikan pemerintah. Penataan jalur trotoar yang dilengkapi dengan fasilitas pendukungnya akan menjadi pemicu animo masyarakat untuk berjalan kaki. Apalagi saat ini pemerintah sedang concern masuk dalam pembangunan rendah emsii. Maka keberadaan jalur trotoar yang nyaman menjadi sangat strategis.
Semua bangsa berlomba-lomba untuk mengurangi emisi (net zero emission). Kendaraan listrik di genjot produksinya yang diiringi dengan berbagai kemudahan dan keringanan pajak. Kampanya penggunaan dan produksi energi terbarukan masif dilakukan pemerintah. Restorasi kawasn pesisir dengan gerakan menanam mangrove telah menjadi komitmen nasional. Tetapi masalah jalur trotoar yang ada di depan mata dan akan berkontribusi besar dalam kegiatan rendah emisi malah belum diperhatikan dengan serius.
Sebaiknya ada Perda khusus untuk mengarusutamakan pembangunan jalur trotoar yang ideal.  Kebiasaan berjalan kaki  sekitar perkantoran dan jalan protokol di ibu kota akan menjadi gaya hidup ketika sarana utama berupa jalur trotoar terbangun. Upaya ini sejalan dengan program langit biru yang sudah sejak lama dicanangkan banyak daerah.
Untuk mewujudkan gagasan mulia tersebut maka hal utama yang harus segera di revitaliasi adalah jalur trotoar. Pembangunan trotoar yang ter-standarisasi dan membuat nyaman pejalan kaki akan menjadi effec domino bagi banyak hal. Akan muncul aneka kreativitas untuk men-utilisasi keberadaan jalur trotoar secara positif dan produktif. Beberapa diantaranya akan menjadi jalur utama wisata walking tour, aktivitas jogging, atau di beberapa tempat pernah menjadi ajang peragaan busana yang sempat sangat menghebohkan.
Bahkan dalam kaitannya dengan program pengurangan emisi, dana-dana dari perdagangan karbon harusnya bisa dialokasikan untuk pembangunan trotoar dan fasilits pendukungnya. Lebih keren lagi ketika aktivitas jalan kaki ke kantor bisa dijadikan KPI (key performance indikator) untuk mendapatkan insentif. Atau bahkan pemerintah memberikan skema subsidi atau insentif dana carbon bagi kaum pedestrian yang memenuhi jumlah kilometer jarak jalan kaki saat jam kantor atau berangkat menuju tempat kerja. Apalagi sekarang banyak program aplikasi untuk menjadi evident yang menunjukan dari aktivitas berjalan kaki tersebut.
Jika ini terjadi artinya pemerintah serius dalam mendorong warga menjadi lebih sehat dan concern dalam kegiatan yang ramah lingkungan. Bahkan jika ini dilakukan bukan tidak mungkin kota-kota besar di NKRI akan lebih hijau. Sehingga indek dan kualitas udara akan semakin baik. Ujungnya selain kota lebih sehat maka kualitas kebugaran dan kebahagian warga akan meningkat.
Penggerak ekonomi dan Gaya hidup sehat
Walking tour adalah bentuk wisata yang sedang menjadi trend akhir-akhir ini. Gejala ini tidak hanya di Indonesia. Tetapi di banyak negara walking tour menjadi pilihan favorite bagi para wisatawan. Kota tua walking tour, Borobudur walking tour, Sydney walking tour, walking tour in dubai adalah beberapa contoh promosi wisata yang sedang hits. Â Semua kota di dunia berlomba untuk menata jalur trotora untuk pejalan kaki tersebut.
Para wisatawan selain bisa menikmati lebih intim keindahan kota/ destinasi wisata juga kegiatan walking tour ramah dikantong. Â Tentuinya ada banyak konten dalam walking tour. Mulai jalan mengitari keindahan bangunan dan kota yang diselingi destinasi kuliner. Â Termasuk mengunjungi pusat pertokoan yang menjual aneka oleh-oleh dan suvenir. Tidak hanya itu kegiatan mengabadikan momen bersama dan foto-foto ceria menjadi sangat mudah untuk dilakukan ketika walking tour menjadi pilihan.
Walking tour juga menjadi sarana part time job untuk mahasiswa atau siswa bahkan para pemuda di kota tersebut. Mereka sangat antusias menjelaskan dan memandu para wisatwan. Tentu menjadi tour guide memerlukan beberapa persyatan yang diwajibkan oleh agent wisata. Seperti penguasaan bahasa inggris, pengetahuan terkait objek wisata dan lokasi/ destinasi wisata juga perilaku ramah wisatawan adalah sebagain kompetensi yang harus dimiliki.
Kegiatan walking tour bisa berjalan dengan baik ketika sarana trotoar mendukung. Akan menjadi menjengkelkan ketika walking tour keliling kota dihadapkan dengan kondisi trotoar rusak dan tidak memadai. Bukannya senang berkeliling kota sambil wisata malah akan menjadi stres dan khawatir ketabrak kendaraan. Kondisi tersebut tentu harus menjadi perhatian serius pemerintah. Banyak sekali multiflier effect dari hadirnya kondisi torotoar yang baik. Lapangan kerja tercipta. Kenyamanan warga terjaga. Dan hidup sehat bisa diwujudkan dengan murah dan terjangkau oleh semua lapisan masyarakat.
Bahkan yang tidak kalah mengejutkan dari kehadiran jalur trotoar yang memicu gaya wisata secara walking tour adalah tumbuhnya industri kreatif fashion. Â Banyak sekali sekarang model jersy atau kaos khusus untuk olah raga jogging yang sangat staylist. Â Termasuk sepatu, tumbler, jam tangan khusus lari atau jalan termasuk aneka aplikasi untuk mendukung kegiatan walking tour maupun jalan pagi sehat. Â Serta tentunya tumbuhnya UMKM pangan dan aneka kuliner untuk menyambut para wisatawan dan pehobi olah raga jalan sehat.
Terkait gaya hidup sehat. Saat ini sedang menggejala melakukan japanese interval walking (JIW). Tips dalam japanes walking dilakukan dengan 3 (tiga) menit jalan cepat dan 3(tiga) menit berikutnya jalan lebih lambat. Kegiatan ini dilakukan dalam durasi 30 menit. Penelitian membuktikan jika JIW dilakukan dengan konsisten banyak manfaat kesehatan didapat.
Dalam Japanese Interval Walking (JIW), tubuh dilatih melalui variasi tingkat intensitas dengan menyesuaikan kecepatan langkah dan detak jantung. Metode latihan ini kian populer karena tergolong murah, mudah dilakukan, serta tidak memerlukan peralatan maupun fasilitas khusus. Banyak pakar kesehatan menyebutkan JIW memberikan manfaat signifikan bagi kebugaran jasmani dan kesehatan kardiovaskular. Menurutnya, jenis latihan ini memberikan pengaruh pada kebugaran kardiovaskular, pernapasan, dan metabolisme dengan cara yang sebanding dengan latihan ketahanan lainnya.
Dengan segudang manfaat dari hadirnya trotoar yang terstandarisasi sudah seharusnya pemerintah concern untuk mewujudkannya. Ada banyak skema pembiayaan jika sekiranya pemerintah belum punya anggaran yang cukup. Mulai dana dari perdagangan karbon, dana dari pembiayaan pembangunan bersih, sampai barangkali dari BPJS kesehatan. Â BPJS kesehatan harus memberikan kontribusi signifikant terhadap pembangunan trotoar dan taman kota. Â Melalui pembangunan sarana tersebut akan memicu perilaku hidup sehat dan meningkatkan level atau indeks kebahagian warga. Â Sehingga harapannya warga jadi lebih sehat dan penggunaan dana kesehatan untuk berobat akan jauh lebih rendah.
Termasuk CSR bisa masuk untuk melengkapis sarana dan prasaran trotoar seperti shelter, mesin air minum dan fasilitas penunjang lainnya. Â Atau bisa juga menyelenggarakan event olah raga jalan sehat atau lomba lari yang sudah mulai popular seperti 10 K atau Half marathon.
Jika ini bisa sama-sama kita wujudkan bukan tidak mustahil trotoar akan menjadi pemicu perubahan sosial penting dalam mweujudkan bangsa yang beradab. Senang rasanya kalo berjalan ke kantor sambil olah raga pagi disekitar jalan sudirman, thamrin dan sekitarnya. Trotoarnya luas, bersih dan nyama. Masalahnya NKRI tidak hanya di jalan thamrin. Tapi mulai dari sabang sampai merauke dan Miangas sampai Pulau Rote. Jika kondisi trotoar di Pulau Rote sudah sama sepeti di Jalan Sudirman Jakarta, maka hal tersebut telah menjadi indikator bahwa NKRI sudah maju dan sejahtera. Merdekaa !!!.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI