Mohon tunggu...
Ali Mutaufiq
Ali Mutaufiq Mohon Tunggu... DOSEN/ KONSULTAN

Menulis Artikel kehidupan dan Umum serta religi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Membangun Kampus Beradab:Sinergi Akhlak antara Dosen dan Mahasiswa

17 Juli 2025   08:34 Diperbarui: 17 Juli 2025   08:34 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Oleh: Ali Mutaufiq

Dalam dunia akademik, kampus bukan sekadar tempat menuntut ilmu, melainkan juga ruang pembentukan karakter dan peradaban. Namun dewasa ini, semangat membangun kampus beradab tak jarang terkikis oleh derasnya arus pragmatisme, individualisme, dan dominasi digital yang mengalihkan perhatian dari nilai-nilai moral. Di sinilah pentingnya membangun kembali sinergi akhlak antara dosen dan mahasiswa.

Dosen: Cermin Akhlak di Ruang Ilmu

Dosen bukan hanya penyampai ilmu, melainkan juga role model dalam berperilaku dan beretika. Kata pepatah Arab, "Ath-thalib zhillun li ustadzihi" --- "Mahasiswa adalah bayangan dari gurunya." Artinya, perilaku dan karakter dosen akan tercermin dalam sikap mahasiswanya.

Dosen yang menyapa dengan sopan, membimbing dengan ikhlas, dan mendidik dengan nurani akan melahirkan mahasiswa yang tidak hanya cerdas secara kognitif, tapi juga santun secara moral. Sebaliknya, dosen yang otoriter, apatis, atau bahkan arogan akan menciptakan iklim akademik yang kering nilai.

Mahasiswa: Harapan Generasi dan Cermin Akhlak Bangsa

Mahasiswa adalah generasi perubahan. Namun, perubahan tanpa akhlak adalah kekosongan. Maka, penting bagi mahasiswa untuk menyeimbangkan antara mengejar gelar dan memegang etika.

Etika berbicara saat berhadapan dengan dosen, menghormati waktu, tidak melakukan plagiarisme, dan menjaga integritas akademik adalah bentuk akhlak kampus yang sering dilupakan. Imam Al-Ghazali pernah berkata, "Ilmu tanpa adab adalah bencana." Maka, kehebatan intelektual mesti berjalan seiring dengan keluhuran moral.

Sinergi Dua Arah: Etika sebagai Jalan Tengah

Kampus beradab adalah hasil dari kerja sama dua arah. Dosen tidak bisa membangun etika tanpa keterbukaan mahasiswa, dan mahasiswa tidak bisa tumbuh tanpa teladan dari dosennya. Etika akademik tidak bisa hanya bersifat normatif dalam buku pedoman, tapi harus menjadi budaya hidup dalam interaksi harian.

Pemanfaatan teknologi seperti platform pembelajaran daring harus dibarengi dengan kedewasaan sikap. Komunikasi via WhatsApp, email, hingga media sosial antara dosen dan mahasiswa harus tetap berbingkai sopan santun.

Menuju Kampus yang Mendidik dan Mencerahkan

Sudah saatnya kampus tidak hanya mencetak lulusan berijazah, tetapi juga pribadi yang beradab. Akhlak dan etika adalah roh dari pendidikan tinggi. Jika keduanya hilang, maka kampus hanya menjadi pabrik gelar tanpa makna.

Sebagaimana pesan dari Buya Hamka, "Ilmu yang tidak disertai dengan budi pekerti akan melahirkan kecerdasan yang merusak." Maka, membangun kampus beradab adalah tugas bersama --- antara dosen sebagai teladan, dan mahasiswa sebagai pelaksana masa depan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun