Oleh: Ali Mutaufiq
Dalam dunia akademik, kampus bukan sekadar tempat menuntut ilmu, melainkan juga ruang pembentukan karakter dan peradaban. Namun dewasa ini, semangat membangun kampus beradab tak jarang terkikis oleh derasnya arus pragmatisme, individualisme, dan dominasi digital yang mengalihkan perhatian dari nilai-nilai moral. Di sinilah pentingnya membangun kembali sinergi akhlak antara dosen dan mahasiswa.
Dosen: Cermin Akhlak di Ruang Ilmu
Dosen bukan hanya penyampai ilmu, melainkan juga role model dalam berperilaku dan beretika. Kata pepatah Arab, "Ath-thalib zhillun li ustadzihi" --- "Mahasiswa adalah bayangan dari gurunya." Artinya, perilaku dan karakter dosen akan tercermin dalam sikap mahasiswanya.
Dosen yang menyapa dengan sopan, membimbing dengan ikhlas, dan mendidik dengan nurani akan melahirkan mahasiswa yang tidak hanya cerdas secara kognitif, tapi juga santun secara moral. Sebaliknya, dosen yang otoriter, apatis, atau bahkan arogan akan menciptakan iklim akademik yang kering nilai.
Mahasiswa: Harapan Generasi dan Cermin Akhlak Bangsa
Mahasiswa adalah generasi perubahan. Namun, perubahan tanpa akhlak adalah kekosongan. Maka, penting bagi mahasiswa untuk menyeimbangkan antara mengejar gelar dan memegang etika.
Etika berbicara saat berhadapan dengan dosen, menghormati waktu, tidak melakukan plagiarisme, dan menjaga integritas akademik adalah bentuk akhlak kampus yang sering dilupakan. Imam Al-Ghazali pernah berkata, "Ilmu tanpa adab adalah bencana." Maka, kehebatan intelektual mesti berjalan seiring dengan keluhuran moral.
Sinergi Dua Arah: Etika sebagai Jalan Tengah
Kampus beradab adalah hasil dari kerja sama dua arah. Dosen tidak bisa membangun etika tanpa keterbukaan mahasiswa, dan mahasiswa tidak bisa tumbuh tanpa teladan dari dosennya. Etika akademik tidak bisa hanya bersifat normatif dalam buku pedoman, tapi harus menjadi budaya hidup dalam interaksi harian.
Pemanfaatan teknologi seperti platform pembelajaran daring harus dibarengi dengan kedewasaan sikap. Komunikasi via WhatsApp, email, hingga media sosial antara dosen dan mahasiswa harus tetap berbingkai sopan santun.