Ali Mutaufiq
"Ilmu tanpa iman adalah buta. Iman tanpa ilmu adalah lumpuh." Albert Einstein (dalam konteks Islam, maknanya jauh lebih dalam)
Prolog: Kita yang Sibuk Belajar, Tapi Lupa Merasa
Hari ini, dunia semakin canggih. Kita bisa mengetahui pergerakan bintang, menghitung partikel nano, bahkan merancang sistem kecerdasan buatan. Tapi di saat yang sama, tak sedikit dari kita yang merasa hampa, gelisah, dan kehilangan arah.
Kita belajar banyak hal --- tentang ekonomi, teknologi, komunikasi --- tapi sering lupa belajar tentang mengapa hati kita terasa jauh dari ketenangan. Ilmu pengetahuan tumbuh cepat, tapi hati manusia justru terasa kering. Di sinilah pentingnya renungan spiritual dalam dunia pendidikan dan kehidupan sehari-hari.
Ilmu yang Tidak Membawa Kita kepada Allah
Islam sejak awal memuliakan ilmu. Ayat pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW adalah perintah membaca: "Iqra'." Tapi perintah ini bukan sekadar membaca teks, melainkan membaca tanda-tanda kebesaran Allah di seluruh penjuru semesta.
Sayangnya, ilmu hari ini seringkali dibelokkan. Kita menuntut ilmu demi jabatan, status, atau kekuasaan. Padahal ilmu sejatinya adalah cahaya yang membimbing jiwa menuju Allah.
Nabi SAW bersabda:
"Barang siapa menuntut ilmu untuk membanggakan diri di hadapan ulama, atau untuk memperdaya orang bodoh, atau agar wajahnya dipandang oleh manusia, maka ia akan masuk neraka." (HR. Tirmidzi)