Kalimat judul di atas adalah idiom dari bahasa Banjar yang artinya mengajarkan itik untuk berenang
Matahari mulai menyengat kulitku. Menyadarkanku akan realita yang harus kujalani.
Siang pun semakin berwarna dengan pelangi ketika hujan berlalu.
Jangan ciptakan nasib orang lain.Karena sudah ada yang mengurunya.Tuhan yang menciptakannya.Cobalah untuk tak melampaui batas.
Aku kan terus berjalan sampai dunia harapanku kutemukan.
amarah mengoyak cinta yang telah tumbuh dengan indah
Karena dengan menanyai diri sendiri kau tak akan menyalahka orang lain karena ketertinggalanmu
Pernah belajar, melalui masa sulit yang terasa tak akan pernah terukir. Memaksa maju menuju kemustahilan.
Puisi kedua dari delapan belas rincian judul puisi tentang Jangan Tidak, khususnya tentang Jangan Jangan Kelak. Semoga bermanfaat.
Puisi kedelapan dari dua puluh rincian judul puisi tentang Ujian, khususnya tentang Ujian Permusuhan. Semoga bermanfaat.
Bersabar dan Bersemangatlah dalam menjalani hidup.
Hati-hati menggunakan gestur. Bisa-bisa diperkarakan ke pengadilan dengan pasal penghinaan. Mari bijak menggunakan gestur.....
Anak-anakku maafkan girumu ini. Yang sangat berharap keberhasilanmu.
Rincian puisi keempat dari duabelas puisi tentang mengendap tapi tak lama. Semoga bermanfaat.
Puisi kesembilan dari rincian duabelas puisi tentang bersabar tak menagih janji. Semoga bermanfaat.
Puisi mawas diri yang ketiga dari tujuh puisi tentang gigi yang sudah tak kuat lagi. Semoga bermanfaat.
Rincian kedelapan dari sembilan puisi tentang tak gampang rapuh meski sengsara. Semoga bermanfaat.
Ini bukan lagi tentang berjarak pada waktu yang tak satu waktu, lebih kepada undang-undang moral.
Rincian kesembilan dari sepuluh puisi tentang dimaklumi jika tak memaafkan. Semoga bermanfaat.