Sumadi menyebut dahulu juga lokasi di sekitar makam digunakan untuk berjualan, biasanya pasar tiban itu di hari pasaran Pahing.
"Dulu setiap pasaran Pahing ada tirakatan, kalau pagi ada yang jualan. Waktu saya kecil masih ingat malam Suro banyak berkumpul di situ ada macam-macam kesenian kampung," ungkap Sumadi.
"Dulu itu, saat ada warga yang doanya terkabul, biasanya bernazar syukuran di situ. Saya sendiri kurang tahu pasti, Sunan Cempo ini dari keturunan mana. Yang jelas, makam di situ memang keramat. Saat berkunjung ke makam jangan bengok-bengok atau bersikap tak sopan jika ditentang bisa saja kesurupan di lokasi," ungkap Sumadi.
“Dahulu waktu kecil, kalau sehat nanti saya bernazar ingin jajan soto di pasar tiban. Itu sudah tradisi sejak dulu,” ungkap Sumadi.
Pusara luar (Dok.pribadi).
Saat mewawancara ngadi wijanto (Dok.pribadi).
"Ada dua kuburan di Makam Keramat Sunan Cempo itu sudah di renovasi, di makam ada juru kuncinya di bagian depan makam itu saat sekarang sudah dibangun joglo dan bangunan baru," ungkap Ngadi Wijanto, Jumat (25/7/2025).
Pak haryanta saat di temui di balai desa (Dok.pribadi).
Pemerintah Desa Brangkal memberi perhatian khusus terhadap pelestarian makam ini, Kepala Desa Haryanta mengungkapkan Perawatan situs budaya ini merupakan tanggung jawab kita bersama. Kami berkomitmen menjaga kelestarian warisan leluhur agar bisa dinikmati generasi sekarang maupun mendatang."
Pak Aris Dwi Haryana saat di temui di balai desa (Dok.pribadi).
Sekretaris Desa Aris Dwi Haryana, S.Pd menambahkan"Kami mendukung penuh upaya perawatan situs budaya ini. Dengan adanya sinergi pemerintah desa dan masyarakat, situs tersebut dapat terus terjaga dan menjadi kebanggaan desa."
Imas Silotika saat di temui di balai desa (Dok.pribadi).
“Keberadaan Makam Keramat Sunan Cempo adalah warisan spiritual dan sejarah penting. Meski catatan sejarahnya terbatas, tradisi lisan menunjukkan beliau diyakini sebagai ulama sekaligus trah Majapahit. Bagi kami, makam ini bukan hanya tempat ziarah, tetapi simbol identitas budaya dan religius yang harus dijaga,” ungkap Imas Silotika Kasi Pemerintahan Desa Brangkal.
Pak heru saat di temui di balai desa (Dok.pribadi).
Senada Heru Susanta Kasi Urusan Umum dan Perencanaan Desa, menilai makam ini berpotensi menjadi destinasi wisata religi berbasis budaya lokal, “Makam Sunan Cempo tidak hanya bernilai spiritual, tetapi juga bisa menjadi daya tarik wisata religi. Kami berencana menata lingkungan makam agar lebih representatif, tetap menjaga kesakralannya, sekaligus mendukung aktivitas warga. Dengan perencanaan yang tepat, makam ini bisa menjadi ikon desa,” ungkapnya.
Lihat Joglosemar Selengkapnya