KLATEN (25/7/2025) – Di tengah hamparan persawahan hijau Dusun Desen, Desa Brangkal, Kecamatan Karanganom, berdiri sebuah kompleks makam kuno yang hingga kini ramai diziarahi. Warga menyebutnya Makam Keramat Sunan Cempo, sosok yang diyakini sebagai keturunan trah Majapahit sekaligus ulama penyebar agama Islam di Jawa.
Meski belum banyak catatan sejarah tertulis, kisah Sunan Cempo diwariskan secara turun-temurun. Setiap malam Jumat Legi, makam ini dipadati peziarah dari Klaten, Solo, hingga daerah sekitarnya. Mereka datang untuk berdoa, berharap berkah, sekaligus menjaga tradisi ziarah yang sudah berlangsung ratusan tahun.
Makam Sunan Cempo tidak berada di kompleks megah seperti makam tokoh besar lain. Lokasinya justru sederhana, berada di tepi jalan desa, dikelilingi persawahan. Tiga pohon kepoh dan sebuah beringin tua menyambut peziarah di bawah rindangannya. Saat ini, sebuah joglo berlantai keramik berdiri sebagai tempat berkumpul dan beristirahat.
Menurut sesepuh desa Marwanto diharjo juru kunci makam sunan cempo, di dalam cungkup dimakamkan Sunan Cempo beserta istri dan keluarganya. Sementara makam di luar dipercaya sebagai pusara para pengawal beliau.
"Orang menyebut Sunan Cempo berasal dari keluarga besar Majapahit yang kemudian memeluk Islam sekaligus ulama penyebar Islam,” ungkap Marwanto diharjo juru kunci makam sunan cempo.
Marwanto diharjo juru kunci makam sunan cempo mengatakan para peziarah yang biasanya datang ke Makam Keramat Sunan Cempo berasal dari lingkungan sekitar, Klaten, Solo, dan daerah lainnya. Kunjungan paling ramai di makam tersebut, Jumat Legi.
Sumadi menyebut dahulu juga lokasi di sekitar makam digunakan untuk berjualan, biasanya pasar tiban itu di hari pasaran Pahing.
"Dulu setiap pasaran Pahing ada tirakatan, kalau pagi ada yang jualan. Waktu saya kecil masih ingat malam Suro banyak berkumpul di situ ada macam-macam kesenian kampung," ungkap Sumadi.
"Dulu itu, saat ada warga yang doanya terkabul, biasanya bernazar syukuran di situ. Saya sendiri kurang tahu pasti, Sunan Cempo ini dari keturunan mana. Yang jelas, makam di situ memang keramat. Saat berkunjung ke makam jangan bengok-bengok atau bersikap tak sopan jika ditentang bisa saja kesurupan di lokasi," ungkap Sumadi.
“Dahulu waktu kecil, kalau sehat nanti saya bernazar ingin jajan soto di pasar tiban. Itu sudah tradisi sejak dulu,” ungkap Sumadi.
"Ada dua kuburan di Makam Keramat Sunan Cempo itu sudah di renovasi, di makam ada juru kuncinya di bagian depan makam itu saat sekarang sudah dibangun joglo dan bangunan baru," ungkap Ngadi Wijanto, Jumat (25/7/2025).
Sekretaris Desa Aris Dwi Haryana, S.Pd menambahkan"Kami mendukung penuh upaya perawatan situs budaya ini. Dengan adanya sinergi pemerintah desa dan masyarakat, situs tersebut dapat terus terjaga dan menjadi kebanggaan desa."
Meski masih menyimpan misteri sejarah, Makam Keramat Sunan Cempo tetap menjadi magnet spiritual bagi masyarakat, ia bukan sekadar pusara tua di tengah sawah, melainkan bagian dari identitas Desa Brangkal yang terus hidup lintas generasi.
Bagi para peziarah, setiap doa yang terlantun di sana memperkuat keyakinan dan melestarikan cerita-cerita yang diwariskan, makam ini pun menjadi cermin perjalanan peradaban, spiritualitas, dan budaya masyarakat Jawa.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI