Mohon tunggu...
Alif noor pratama
Alif noor pratama Mohon Tunggu... Mahasiswa

Sebagai lulusan baru dari jurusan ilmu komunikasi Universitas slamet riyadi, saya memiliki pengetahuan yang kuat dan pemahaman mendalam tentang prinsip-prinsip komunikasi dan pengetahuan komunikasi. Saya mencari peluang untuk memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan ini.

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar

Makam Keramat Sunan Cempo di Klaten: Jejak Trah Majapahit dan Pusat Ziarah Religi

26 Agustus 2025   21:54 Diperbarui: 26 Agustus 2025   21:53 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KLATEN (25/7/2025) – Di tengah hamparan persawahan hijau Dusun Desen, Desa Brangkal, Kecamatan Karanganom, berdiri sebuah kompleks makam kuno yang hingga kini ramai diziarahi. Warga menyebutnya Makam Keramat Sunan Cempo, sosok yang diyakini sebagai keturunan trah Majapahit sekaligus ulama penyebar agama Islam di Jawa.

Meski belum banyak catatan sejarah tertulis, kisah Sunan Cempo diwariskan secara turun-temurun. Setiap malam Jumat Legi, makam ini dipadati peziarah dari Klaten, Solo, hingga daerah sekitarnya. Mereka datang untuk berdoa, berharap berkah, sekaligus menjaga tradisi ziarah yang sudah berlangsung ratusan tahun.

Halaman luar makam sunan cempo (Dok.pribadi).
Halaman luar makam sunan cempo (Dok.pribadi).

Halaman depan joglo (Dok.pribadi).
Halaman depan joglo (Dok.pribadi).

Halaman depan joglo (Dok.pribadi).
Halaman depan joglo (Dok.pribadi).

Makam Sunan Cempo tidak berada di kompleks megah seperti makam tokoh besar lain. Lokasinya justru sederhana, berada di tepi jalan desa, dikelilingi persawahan. Tiga pohon kepoh dan sebuah beringin tua menyambut peziarah di bawah rindangannya. Saat ini, sebuah joglo berlantai keramik berdiri sebagai tempat berkumpul dan beristirahat.

Komplek dalam makam (Dok.pribadi).
Komplek dalam makam (Dok.pribadi).
Kompleks makam terdiri dari beberapa pusara. Sebagian berada di dalam cungkup berwarna putih kusam berukuran sekitar 6x3 meter, nisan-nisannya terbuat dari batu andesit dengan hiasan motif gerigi dan kelopak bunga, tanpa tulisan. Di luar cungkup, terdapat sebuah makam panjang sekitar 1,5 meter dengan nisan batu persegi yang unik.

Saat mewawancara pak sumadi dan marwanto diharjo (Dok.pribadi).
Saat mewawancara pak sumadi dan marwanto diharjo (Dok.pribadi).

Menurut sesepuh desa Marwanto diharjo juru kunci makam sunan cempo, di dalam cungkup dimakamkan Sunan Cempo beserta istri dan keluarganya. Sementara makam di luar dipercaya sebagai pusara para pengawal beliau.

"Orang menyebut Sunan Cempo berasal dari keluarga besar Majapahit yang kemudian memeluk Islam sekaligus ulama penyebar Islam,” ungkap Marwanto diharjo juru kunci makam sunan cempo.

Marwanto diharjo juru kunci makam sunan cempo mengatakan para peziarah yang biasanya datang ke Makam Keramat Sunan Cempo berasal dari lingkungan sekitar, Klaten, Solo, dan daerah lainnya. Kunjungan paling ramai di makam tersebut, Jumat Legi.

Sumadi menyebut dahulu juga lokasi di sekitar makam digunakan untuk berjualan, biasanya pasar tiban itu di hari pasaran Pahing.

"Dulu setiap pasaran Pahing ada tirakatan, kalau pagi ada yang jualan. Waktu saya kecil masih ingat malam Suro banyak berkumpul di situ ada macam-macam kesenian kampung," ungkap Sumadi.

"Dulu itu, saat ada warga yang doanya terkabul, biasanya bernazar syukuran di situ. Saya sendiri kurang tahu pasti, Sunan Cempo ini dari keturunan mana. Yang jelas, makam di situ memang keramat. Saat berkunjung ke makam jangan bengok-bengok atau bersikap tak sopan jika ditentang bisa saja kesurupan di lokasi," ungkap Sumadi.

“Dahulu waktu kecil, kalau sehat nanti saya bernazar ingin jajan soto di pasar tiban. Itu sudah tradisi sejak dulu,” ungkap Sumadi.

Pusara luar (Dok.pribadi).
Pusara luar (Dok.pribadi).

Saat mewawancara ngadi wijanto (Dok.pribadi).
Saat mewawancara ngadi wijanto (Dok.pribadi).

"Ada dua kuburan di Makam Keramat Sunan Cempo itu sudah di renovasi, di makam ada juru kuncinya di bagian depan makam itu saat sekarang sudah dibangun joglo dan bangunan baru," ungkap Ngadi Wijanto, Jumat (25/7/2025).

Pak haryanta saat di temui di balai desa (Dok.pribadi).
Pak haryanta saat di temui di balai desa (Dok.pribadi).
Pemerintah Desa Brangkal memberi perhatian khusus terhadap pelestarian makam ini, Kepala Desa Haryanta mengungkapkan Perawatan situs budaya ini merupakan tanggung jawab kita bersama. Kami berkomitmen menjaga kelestarian warisan leluhur agar bisa dinikmati generasi sekarang maupun mendatang."

Pak Aris Dwi Haryana saat di temui di balai desa (Dok.pribadi).
Pak Aris Dwi Haryana saat di temui di balai desa (Dok.pribadi).

Sekretaris Desa Aris Dwi Haryana, S.Pd menambahkan"Kami mendukung penuh upaya perawatan situs budaya ini. Dengan adanya sinergi pemerintah desa dan masyarakat, situs tersebut dapat terus terjaga dan menjadi kebanggaan desa."

Imas Silotika saat di temui di balai desa (Dok.pribadi).
Imas Silotika saat di temui di balai desa (Dok.pribadi).
“Keberadaan Makam Keramat Sunan Cempo adalah warisan spiritual dan sejarah penting. Meski catatan sejarahnya terbatas, tradisi lisan menunjukkan beliau diyakini sebagai ulama sekaligus trah Majapahit. Bagi kami, makam ini bukan hanya tempat ziarah, tetapi simbol identitas budaya dan religius yang harus dijaga,” ungkap Imas Silotika Kasi Pemerintahan Desa Brangkal.

Pak heru saat di temui di balai desa (Dok.pribadi).
Pak heru saat di temui di balai desa (Dok.pribadi).
Senada Heru Susanta Kasi Urusan Umum dan Perencanaan Desa, menilai makam ini berpotensi menjadi destinasi wisata religi berbasis budaya lokal, “Makam Sunan Cempo tidak hanya bernilai spiritual, tetapi juga bisa menjadi daya tarik wisata religi. Kami berencana menata lingkungan makam agar lebih representatif, tetap menjaga kesakralannya, sekaligus mendukung aktivitas warga. Dengan perencanaan yang tepat, makam ini bisa menjadi ikon desa,” ungkapnya.

Pak zam zam saat di temui di balai desa (Dok.pribadi).
Pak zam zam saat di temui di balai desa (Dok.pribadi).
Senada, Zam Zam Akbar Hidayatullah Kasi Kesejahteraan dan Pelayanan Desa, menambahkan bahwa pelestarian makam harus berjalan seiring dengan kesejahteraan masyarakat, “Jika makam ini tertata baik dan menjadi destinasi ziarah religi, tentu akan membuka peluang ekonomi bagi warga,” ungkapnya.
Halaman luar makam sunan cempo (Dok.pribadi).
Halaman luar makam sunan cempo (Dok.pribadi).

Meski masih menyimpan misteri sejarah, Makam Keramat Sunan Cempo tetap menjadi magnet spiritual bagi masyarakat, ia bukan sekadar pusara tua di tengah sawah, melainkan bagian dari identitas Desa Brangkal yang terus hidup lintas generasi.

Bagi para peziarah, setiap doa yang terlantun di sana memperkuat keyakinan dan melestarikan cerita-cerita yang diwariskan, makam ini pun menjadi cermin perjalanan peradaban, spiritualitas, dan budaya masyarakat Jawa.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun