Mohon tunggu...
Alief Rahman
Alief Rahman Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Bahasa dan Sastra

-

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Awan-awan Kastil Malbork

21 September 2021   18:29 Diperbarui: 25 September 2021   10:16 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tenang saja, aku ini penyihir. Ambilkan batang kayu itu untukku" Rocco turun dari kuda itu dan mengambil beberapa batang kayu di bawahnya untuk Farliy.

"Ostikam... maronew oblispolin" mendadak batang-batang kayu itu mengeluarkan api seperti obor.

"Ini untuk kalian, apa ini tidak akan padam kecuali mantranya aku hilangkan." dua batang diberikan untuk Orin dan Rene

"Dia benar-benar penyihir..." Rene berbisik kepada Orin.

Batang-batang pinus itu sangat tinggi menjulang, dan dedaunannya tidak begitu lebat, sehingga angin sangat mudah masuk ke dalamnya. Terdengar suara beruang dari kejauhan, Rocco berpegangan erat ke pinggang Farliy sambil berdoa untuk keselamatannya, Rene dan Orin mengencangkan kudanya. Burung-burung beterbangan diatas langit, pintu keluar hutan pinus sudah terlihat...

Hari sudah malam, dari atas tempat mereka sekarang sudah terlihat lampu-lampu Desa, sudah tidak ada hal yang harus mereka takutkan lagi, tidak ada hewan buas yang akan menerjang mereka, akan tetapi perjalan menuruni bukit sungguh curam, banyak kerikil sehingga kuda-kuda begitu kesulitan menapakan kakinya ke tanah.

Akhirnya mereka semua turun bersama, berjalan menuntun kudanya. Rocco berjalan sambil memakan wortel di tangannya, mulut kelinci itu tidak bisa berhenti mengunyah dan mengeluarkan suara berisik. 

Membuat penduduk yang hendak berburu ke Hutan melihat kearah mereka. Akhirnya mereka tiba di peristirahatan pertama. 

Kota Elbrag sangat ramai di malam hari, orang-orang pergi membeli cemilan di pasar malam, anak-anak berlarian di taman, lampu jalan sangat terang. Sepertinya penyakit itu belum menyebar ke tempat ini, atau hanya tempat mereka saja yang terkena kesialan itu. Mereka mencari penginapan yang bagus, uang yang diberikan oleh Raja belum terpakai sama sekali.

"Sebaiknya kita mencari tempat penginapan dahulu, aku tahu kau ingin kesana Rocco" Farliy menunjuk pasar malam yang mereka lewati

"Bagaimana jika di sana? Penginapan Ra..kiwa? namanya cukup unik." Orin membawa teman-temannya memasuki penginapan itu. Seorang pemuda sedang berjaga di meja depan.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun