Mohon tunggu...
Alief Rahman
Alief Rahman Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Bahasa dan Sastra

-

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Awan-awan Kastil Malbork

21 September 2021   18:29 Diperbarui: 25 September 2021   10:16 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Awan-Awan Kastil Malbork

Kota Malbork sedang berduka, cuaca selalu indah namun tidak ada orang di luar. Langit biru muncul membawa awan-awan cerah, namun... hari demi hari tidak bisa dinikmati. 

Rerumputan liar tumbuh karena tidak diurus, penduduk diharuskan berdiam di Rumah masing-masing selama hal ini berlangsung. Sejak sepuluh bulan kemarin, Kota ini mengalami penyakit baru yang sulit untuk dihilangkan dengan waktu sebentar.

Mengakibatkan warga kesulitan beraktivitas, orang-orang yang menderita, tidak bisa bebas berkomunikasi, baik pertenakan atau pertanian seketika lumpuh. 

Pemerintah kerajaan baru-baru ini memberi pengumuman tentang menjaga kebersihan, mencuci tangan tiap saat, menjaga jarak, namun tetap saja mereka tidak menemukan obat penawar penghilang malapetaka itu. Seketika Raja ingat bahwa dirinya mempunyai penyihir kerajaan yang dapat diandalkan.

"Farliy! Kau dipanggil ke ruang pertemuan, ada yang mau dibicarakan oleh Baginda." Kata seorang kepala pengawal yang sedang bertugas.

"Ayo lah, aku sedang mencari ramuan untuk menghilangkan penyakit yang menjengkelkan ini." Farliy terlihat duduk sedang mengotak-ngatik cairan,

"Apakah Raja itu sudah memiliki solusi bagi kita?" Rocco yang sedang membaca buku tiba-tiba menimbrung.

"Aku tidak berbicara kepadamu kelinci payah!" Pengawal kerajaan terlihat kesal, lalu ia melanjutkan,

"Pokoknya kami pihak kerajaan tidak ingin kau membolos pertemuan lagi" lalu dirinya pun pergi dengan membawa surat yang hendak diberikan kepada orang penting lainnya.

Rocco si kelinci menutup buku yang dibacanya, terlihat murung ketika ia dibilang payah oleh pengawal, pengawal tersebut tidak tahu bahwa ia memiliki peran penting yang sama dengan Farliy.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun