Mohon tunggu...
Alida Bahira
Alida Bahira Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi - Hubungan Internasional

Saya Alida Bahira, mahasiswi Hubungan Internasional di Universitas Nasional dengan NPM 183112350750104

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pengembangan Energi Pembaharuan Korea Selatan yang Berkontribusi Dalam Krisis Lingkungan Internasional

9 Januari 2024   05:45 Diperbarui: 9 Januari 2024   06:12 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Selanjutnya, peran Korea Selatan sebagai narahubung kepentingan dalam menyelesaikan isu lingkungan internasional terlihat dalam beberapa inisiatifnya. Korea Selatan memberikan kontribusi nyata terkait pembenahan emisi gas karbon dan gas rumah kaca dalam konteks global, termasuk melalui Unilateral Clean Development Mechanism (UCDM) dan The UNFCC NAMA Registry. Langkah-langkah ini mencerminkan pola negara middle power, di mana Korea Selatan berperan sebagai pembangun jembatan atau narahubung kepentingan antara negara besar dan negara kecil dalam isu lingkungan.

Sebagai middle power, Korea Selatan berusaha memainkan peran ini dengan membantu negara-negara berkembang mengurangi emisi gas rumah kaca dan mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Melalui inisiatif seperti UCDM, Korea Selatan berperan sebagai penyedia teknologi, pengetahuan, dan sumber daya finansial bagi negara-negara yang membutuhkan bantuan dalam mengadopsi praktik-praktik hijau. Dengan demikian, Korea Selatan berupaya menjembatani kepentingan dan mempromosikan kerjasama global dalam menangani isu lingkungan (R. S., & Y. B. Jones, 2011).

Peran terakhir Korea Selatan dalam konteks kebijakan green growth adalah sebagai aktor utama dalam pembangunan yang ramah lingkungan. Langkah-langkah yang telah diambil menunjukkan tekad Korea Selatan untuk menciptakan citra di hadapan dunia internasional sebagai penggagas norma pembenahan ekologis secara global. Hasil yang membanggakan diukur dari terpilihnya Korea Selatan sebagai tuan rumah Green Climate Fund (GCF), lembaga yang terbentuk melalui sidang umum United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) di Cancun, Meksiko.

Sebagai tuan rumah GCF, Korea Selatan memainkan peran yang signifikan dalam pengelolaan dana dan investasi yang dialokasikan untuk proyek-proyek berkelanjutan di negara-negara berkembang. Ini mencerminkan kepercayaan dan pengakuan internasional terhadap upaya Korea Selatan dalam mengatasi masalah perubahan iklim dan mempromosikan pertumbuhan hijau. Keberhasilan ini juga tercermin dalam pengembangan sektor teknologi hijau yang inovatif dan kompetitif di Korea Selatan, termasuk energi terbarukan, kendaraan listrik, dan sistem manajemen energi yang efisien.

Korea Selatan bukan hanya menciptakan produk dan solusi teknologi ramah lingkungan, tetapi juga mencapai pengakuan global melalui indeks dan peringkat lingkungan, seperti Environmental Performance Index dan Climate Change Performance Index. Prestasi ini menegaskan peran Korea Selatan sebagai pemimpin regional dalam upaya lingkungan.

Dengan keikutsertaan Korea Selatan dalam Protokol Kyoto, serta menjadi tuan rumah GCF dan meraih prestasi positif dalam indeks lingkungan global, Korea Selatan bukan hanya role model bagi negara-negara dalam Protokol Kyoto, tetapi juga menyumbangkan dana kepada negara-negara berkembang melalui GCF untuk pembangunan berkelanjutan. Korea Selatan, melalui kebijakan green growth, membuktikan bahwa inovasi kebijakan mereka tidak hanya bermanfaat secara domestik tetapi juga sebagai instrumen untuk menunjukkan eksistensi mereka sebagai negara yang mampu tumbuh maju sambil memperhatikan masalah global, terutama isu lingkungan.


Dengan kekuatan ini, Korea Selatan tidak hanya menjadi role model bagi negara-negara yang menghadapi tantangan serupa, tetapi juga dapat berperan sebagai mediator dan fasilitator dalam membantu negara-negara dengan kepentingan beragam terkait isu lingkungan. Korea Selatan dapat membagikan pengalaman dan praktik terbaik mereka kepada negara-negara lain, terutama negara-negara berkembang, dalam upaya menggabungkan pertumbuhan ekonomi dengan keberlanjutan lingkungan. Dengan keahlian dan pengalaman mereka dalam pertumbuhan hijau, Korea Selatan dapat menjadi sumber inspirasi dan panduan bagi negara-negara lain dalam merumuskan kebijakan lingkungan yang efektif.

Daftar Pustaka 

Narita Candra Sari, Arie Kusuma Paksi (2023). "Kebijakan Green Growth dan Inisiatif Ramah Lingkungan: Kontribusi Korea Selatan dalam Mengurangi Dampak Negatif Industrialisasi terhadap Lingkungan." INNOVATIVE: Journal Of Social Science Research, Vol. 3, Nomor 3, Hal. 11341-11355. E-ISSN: 2807-4238, P-ISSN: 2807-4246. Tersedia online di: https://j-innovative.org/index.php/Innovative

Cho, H. S., Leitner, J. M., Lee, J. H., & Heo, S. W. (2013). Korean Green Growth: A Paradigm Shift in Sustainability Policy, and its International Implications.J. Korean L.,13, 301.

Choi, S. (1983). South Korea Under Park Chung Hee: Development or Decay? InBulletin of Concerned Asian Scholars (Vol. 15, Issue 2, pp. 67–72).https://doi.org/10.1080/14672715.1983.10404877Fouquet,R. (Ed. ). (2019). Handbook on Green Growth. Edward Elgar Publishing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun