Telah terkikis dari ingatanku masa lalu yang pahit
Terucap pedih di hati ketika pertemuan terungkap
Selembar surat tertulis dalam ikatan perjanjian
Menambah gerak serentak ingin berontak
Kau tumbuhkan kecewa dan kesal di jiwa
Setitik luka ternyata sulit untuk disembuhkan
Sesaat hadirmu merampas kegelisahanÂ
Kesabaran diri tak lagi mampu merambat sesal
Hingga batas waktu hilang ditelan mimpi
Sadar jika hanya dusta yang telah kau serahkan
Kini sendiri ku berjalan menjelajah sepiÂ
Merampas kelam hati yang tertutup sedih
Tak kembali rasakan kepedihan menyakitkan
Mengenang hati yang pernah tersakiti
Meleburkan gerah hati bersama kecewa
Kesal tersimpan ketika hadirmu datang lalu pergi
Menitipkan torehan pesan yang terus menghantui
Di sisi hari yang mengabarkan keresahan jiwa
Tanpa kata menjauh seakan luruh langkah
Berpisah pada perbedaan yang tak searah
Hanya menjadi kenangan yang menyakitkanÂ
Jika pertikaian disimpan pada sebuah bejanaÂ
Retak menjadi luka yang terus menganga
Meskipun maaf telah tersimpul di antara jemari
Darah mendidih saat tersentuh tajamnya lisan
Biarlah kenangan itu musnah dan terkubur
Bersama luka yang tak mungkin dapat terobati
Terbawa kumparan garis hidup menakutkan
Di tengah kenyataan pahit yang akan dilalui
Tertunduk diam bersentuhan dengan alam
30 Maret 2021
(Ali Kusas)