Mohon tunggu...
Alia Fathiyah
Alia Fathiyah Mohon Tunggu... Freelancer - A mom of 3- Writerpreneur, Getpost.id- IG: @aliafathiyah Twitter : @aalsya - Email: alsyacomm@gmail.com - visit : https://www.aliaef.com - Youtube: VLOG AAL

A mom of 3- Writerpreneur

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Wanita di Pojok Coffee Shop

20 April 2021   22:04 Diperbarui: 20 April 2021   22:15 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku terperangah. Antara malu dan ingin tahu. Malu karena kebiasaan ku ternyata ada yang memperhatikan.
Aku tersenyum kecil.


"Udah 10 hari gak datang. Terakhir dia bawa anaknya sekitar umur 8 tahun," barista di depanku nyerocos sambil membuat kopi pesanan orang lain.

"Namanya Hanum. Dia biasanya sambil menunggu anaknya pulang sekolah," barista yang di dadanya tertulis nama Ririn itu asik nyerocos tanpa melihat mimik wajahku yang seakan berkata, ayo kasih lagi info tentang dia.


"Dia lebih sering memesan latte panas tanpa gula. Kadang cappucino," Ririn seakan paham apa yang ada di dalam pikiranku.


Lalu dia menyodorkan sesuatu. "Ini cupcake untuk mas yang sedang menunggu," pergelangan tangan nya terlihat tato kupu-kupu. Dia mengedipkan mata seakan paham apa yang aku rasakan.


Hanum. Nama yang sederhana. Hanum apa yang sedang kamu lakukan sekarang?
__


Aku membuka pintu cafe. Spontan leherku memutar ke kursi di pojokan kafe. Aku menghela nafas kecewa. Dia tidak ada lagi. Sudah satu bulan dia menghilang. Di kursinya ada sepasang muda mudi sedang bercengkrama.


Lalu aku memesan cappucino, tiba-tiba mataku bertumpu pada sosok di pojokan kafe satunya. Ada dia!
Tapi dia sedang tidak melihat ke arah jendela. Wajahnya serius menatap laptop di hadapannya. Dia mengenakan kemeja putih dengan satu kancing terbuka. Celana chino hitam semata kaki, masih dengan pantopel tepleknya. Rambutnya diikat masih dengan poni. Aku tersenyum.


"Samperin mas," barista bernama Ririn itu menyerahkan cappucino ke arahku sambil tersenyum penuh arti. Aku hanya membalas dengan senyum kecil.


Aku mencari kursi yang bisa leluasa memandang wanita itu. Ada rasa rindu terselip di hatiku. Aku tak perduli si barista itu memperhatikan tingkahku.


Dia terlihat serius di depan laptop sambil sesekali memainkan jemarinya di atas keyboard.
Serius sekali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun