Saya sempat ternganga ketika tiba di pintu masuk Benteng Jepang karena mirip gua. Saya makin ternganga ketika tiba di atas bukit, di mana markas utama benteng berdiri. Pemandangan laut lepas dari markas utama luar biasa indah.
Pada 1 September 1945 seluruh armada Jepang diterik dari Sabang, seiring dengan Operasi Sunfish yang digelar sekutu saat menyerbu Sabang dengan kekuatan 25 kapal perang dan Jepang kalah.
Destinasi berikutnya Pantai Sumur Tiga dan Gua Sarang. Baru kemudian menuju pusat kota dan menikmati makanan khasnya.
Seminggu kemudian, setelah kembali sibuk dengan rutinitas pekerjaan, saya kembali traveling, kali ini eksplore Labuan Bajo. Beruntung kali ini jadwal penerbangan agak siang, jadi dari Bandung ke Bandara Soekarno-Hatta usai shalat subuh. Terbang pukul 10.50 WIB, tiba di Bandara Komodo 14.25 WIT.
Sebelum naik kapal pinisi yang akan menemani saya dan rombongan selama eksplore Labuan Bajo, lagi-lagi saya oleskan Geliga Krim di leher, pundak, punggung, dan betis supaya badan terasa segar.
Setelah perahu berlayar kurang lebih 1 jam, jelang sore singgah di Pulau Kelor. Pulau Kelor menurut saya jadi bukti kalau keindahan Indonesia emang sempurna. Mulai dari bawah laut, pantai, hingga bukitnya indah. Sayang tidak bisa berlama-lama di sana.
Track menuju Bukit Padar tidak mudah, kita harus naik undakan dan bebatuan terjal, jika tidak siap bisa nyeri sendi dan pegal-pegal. Beruntung saya selalu bawa Geliga Krim, jadi anti nyeri dan pegal-pegal, hehehe.