Penelitian yang dilakukan oleh Robert Plomin mengungkapan bahwa intelegensi seseorang dipengaruhi oleh gen IGF2R yang berada pada lengan panjang kromosom 6. Komosom 6 jelas dimiliki oleh kedua orang tua yang dapat diwariskan kepada anaknya.
Namun hasil penelitiannya tersebut juga banyak mendapat pertentangan dari para ahli. Sebelumnya terungkap bahwa gen IGF2R justru terkait erat dengan penyakit kanker hati.
Penelitian lainnya juga mengungkapkan keterkaitan kromosom 6 dengan kecerdasan, seperti penelitian yang dilakukan oleh Posthuma dan Luchiano. Kedua peneliti tersebut bersama rekannya memperoleh hasil yang berbeda dimana gen yang mempengaruhi kecerdasan berada pada lengan pendek kromosom 6, bukan pada lengan panjang sebagaimana yang dipaparkan oleh Robert Plomin.Â
Selain kromosom 6, mereka juga memperoleh hasil penelitian dimana kecerdasan dipengaruhi oleh gen yang terdapat pada lengan pendek kromosom 2.
Artinya, ada 2 kromosom yang mempengaruhi kecerdasan seseorang, yakni kromosom 2 dan kromosom 6. kedua kromosom tersebut tidak terdapat pada ibu saja, melainkan ayahpun juga berkontribusi untuk mewariskannya kepada anaknya.
Hingga kini, para peneliti masih terus berupaya mengungkap keterkaitan antara genetik dengan tingkat kecerdasan seseorang. Namun, kecerdasan tidak semata-mata disandarkan pada faktor genetika saja. Seseorang mungkin saja memiliki genetik yang mendukung tingkat kecerdasannya.Â
Akan tetapi, apabila faktor lingkungan tidak memberikan ruang yang memadai, kecerdasan yang diwariskan tersebut juga tidak akan bermakna. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Matt Ridley dalam bukunya berjudul GENOM,"Gen kecerdasan tidak dapat bekerja dalam ruang hampa; mereka memerlukan rangsangan lingkungan untuk berkembang."
Kecerdasan pun kurang tepat apabila didasarkan dan dinilai atas kemampuan seseorang terhadap bidang-bidang tertentu semata sebab kecerdasan memiliki ruang lingkup yang luas.
Seseorang bisa saja cerdas pada bidang kalkulus, namun tidak menutup kemungkinan kecerdasan tersebut tidak menonjol pada bidang sosial, atau sebaliknya.Â
Sebagai makhluk sosial, kitapun dituntut untuk bisa menghargai kecerdasan yang berbeda pada setiap orang dan tidak merendahkan tingkat kecerdasannya hanya karena tak mampu merespon dengan baik pada bidang keahlian yang kita tekuni dan miliki.
Tidak bijak rasanya menilai seekor gajah lebih bodoh dari seekor kera hanya karena gajah tersebut tak mampu memanjat pohon dengan lincah. Â