Meluasnya Perang Dunia II ke wilayah Asia Pasifik, membawa perubahan politik di Asia Tenggara. Jepang saat itu menargetkan Indonesia sebagai kawasan untuk di kuasai. 10 Januari 1942 pasukan Jepang mulai mendaratkan serangan, dimulai dari menguasai wilayah Tarakan kemudian meluas ke wilayah Minahasa, Balikpapan, dan Ambon (Adams, C. 2007 : 201-207). Jepang menargetkan Indonesia sebagai wilayah untuk di kuasai karena saat itu Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah serta memiliki lokasi kawasan yang strategis. Dengan menguasai Indonesia, Jepang dapat menguasai jalur pelayaran penting antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.
Selanjutnya pada bulan Februari 1942 pasukan Jepang menduduki kawasan Pontianak, Makassar, Banjarmasin, dan Palembang, serta Bali. Diantara kawasan yang sudah diduduki, pasukan Jepang lebih mengutamakan kawasan atau wilayah Palembang sebagai tempat pendudukan (Hardi, tt : 171). Palembang menjadi penting bagi Jepang, karena berada pada posisi yang sangat strategis, di tengah kekuasaan Batavia di Jakarta. Kemudian Jepang menuju pulau Jawa, dengan melakukan serangan-serangan ke wilayah seperti Banten, Indramayu, Kragan dan selanjutnya melakukan penyerangan ke pusat kekuasaan Belanda di Batavia (5 Maret 1942), Bandung (8 Maret 1942) (M.C Ricklefs, 2008 : 422). Subang, 8 Maret 1942 pasukan Belanda yang berada di wilayah Jawa menyerah tanpa syarat kepada Panglima Besar Tentara Jepang yang saat itu bernama Imamura di Kalijati. Dengan demikian, Indonesia telah menjadi bagian dari kekuasaan penjajahan Jepang.
Selain menguasai kehidupan politik, sosial, ekonomi dan juga militer, Jepang juga berusaha untuk mempengaruhi sistem pendidikan di Indonesia dengan upaya menetapkan kebijakan terhadap sistem pendidikan di Indonesia. Sistem pendidikan pada masa pendudukan Jepang, sebagai berikut :Â
1.Pendidikan Dasar (Kokumin Gakko / Sekolah Rakyat). Dengan studi selama 6 tahun. Ini adalah sekolah pertama yang merupakan konversi nama dari sekolah 3 atau 5 tahun bagi pribumi di masa Hindia Belanda.
2.Pendidikan Lanjutan. Terdapat dia pendidikan lanjutan yaitu, Shoto Chu Gakko (Sekolah Menengah Pertama) dengan lama studi 3 tahun dan Koto Chu Gakko (Sekolah Menengah Tinggi) juga dengan lama studi 3 tahun
3.Pendidikan Kejuruan. Terdiri dari sekolah lanjutan bersifat vokasional antara lain di bidang pertukangan, teknik, dan pertanian.
4.Pendidikan Tinggi. (Suwendi, 2004)
Sistem pendidikan di atas, merupakan tanda-tanda kemajuan dari pendidikan di Indonesia. Terutama dari segi pendidrian lembaga pendidikan seperti madrasah dan pondok pesantren di daerah terpencil. Di sisi lain, pemerintah Jepang juga menyediakan kursus sekolah dan latihan bagi calon guru. Adapun sekolah yang dimaksud bagi calon tenaga pengajar yaitu:
1.Sekolah Guru dengan studi selama 2 tahun yang dinamakan Sjootoo Sihan Gakkoo.
2.Sekolah Guru Menengah dengan studi selama 4 tahun yang dinamakan Cutoo Sihan Gakkoo.
3.Sekolah Guru Tinggi dengan selama 6 tahun yang dinamakan Kootoo Sihan Gakkoo. (Posponegoro dan Notosusanto, 1993 : 83)
Sistem pendidikan pada masa pendudukan Jepang masih dapat kita rasakan hingga saat ini seperti pada Pendidikan Sekolah Dasar atau SD dengan studi selama 6 tahun, Pendidikan Sekolah Menengah Pertama atau SMP dengan studi selama 3 tahun dan Pendidikan Sekolah Menengah Atas dengan studi selama 3 tahun serta Pendidikan Kejuruan / Pendidikan Tinggi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI