Mohon tunggu...
Alfredo Ferdiansyah
Alfredo Ferdiansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa

Suka Olahraga dan Kesehatan Tubuh

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Memahami Kebiasaan Kesehatan Gen Z: Antara Tren Media Sosial dan Kehidupan Nyata

19 Juni 2025   21:56 Diperbarui: 19 Juni 2025   22:11 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

disusun oleh:

Alfredo Ferdiansyah (202401021092)

Elok Aulia Arba'ah (202401021032)

Baituz Zidha Noor Mustofa (202401021030)

Abstrak

Generasi Z tumbuh dalam era digital yang sangat dipengaruhi oleh perkembangan media sosial. Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana tren yang berkembang di media sosial memengaruhi kebiasaan kesehatan mereka, khususnya dalam hal pola makan, aktivitas fisik, dan persepsi terhadap tubuh. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif melalui wawancara mendalam dan survei online terhadap remaja dan dewasa muda berusia 15–24 tahun, studi ini menemukan bahwa media sosial berperan ganda: sebagai sumber inspirasi gaya hidup sehat dan sekaligus pemicu perilaku tidak sehat. Banyak responden terpapar tren diet ekstrem, konten “What I Eat in a Day”, dan idealisasi tubuh yang tidak realistis, yang berdampak pada kebiasaan makan yang tidak seimbang dan body dissatisfaction. Namun, terdapat juga kecenderungan positif seperti meningkatnya kesadaran akan pentingnya olahraga dan konsumsi makanan sehat. Temuan ini menunjukkan perlunya literasi media digital yang lebih kuat untuk membantu Gen Z menyaring informasi kesehatan secara kritis dan membangun kebiasaan yang lebih seimbang antara dunia maya dan kenyataan.

Kata kunci: Gen Z, kebiasaan kesehatan, media sosial, pola makan, literasi digital

Pendahuluan

Media sosial merupakan platform digital yang dirancang untuk memfasilitasi interaksi antar pengguna melalui berbagai bentuk konten seperti teks, foto, dan video. Fungsinya tidak hanya sebatas sarana komunikasi daring, tetapi juga memungkinkan interaksi sosial tanpa batasan ruang dan waktu. Konsep "sosial" dalam media sosial secara eksplisit merujuk pada tujuan utama platform ini, yaitu untuk mendukung kolaborasi dan keterhubungan antar individu. Perkembangan media sosial telah mengubah cara manusia berkomunikasi, memperluas jaringan sosial, dan mendorong terciptanya komunitas daring yang dinamis. Melalui aplikasi web maupun perangkat seluler, pengguna dapat dengan mudah mengakses berbagai platform untuk berbagi informasi, bertukar ide, dan membangun relasi sosial yang lebih luas.

Selain menjadi alat komunikasi, media sosial juga berfungsi sebagai ruang kolaboratif untuk diskusi, promosi individu atau bisnis, serta penciptaan konten bersama. Pengguna dapat mendokumentasikan kehidupan pribadi, memperoleh pengetahuan baru, atau terlibat dalam percakapan tentang isu terkini. Beberapa platform yang kini memiliki lebih dari 100 juta pengguna aktif mencakup Twitter, Facebook, Instagram, TikTok, WeChat, Pinterest, LinkedIn, dan Threads. Di sisi lain, aplikasi perpesanan seperti WhatsApp, Telegram, LINE, Signal, dan Microsoft Teams juga sering dikategorikan sebagai media sosial, tergantung pada definisi yang digunakan. Secara umum, media sosial dapat dipahami sebagai bagian dari evolusi internet yang menyediakan sarana untuk melakukan berbagai aktivitas sosial secara daring, termasuk berbagi konten yang dapat diakses secara luas dalam waktu nyata.(Palma Juanta et al., 2025)

Pola makan sehat merupakan faktor penting dalam menjaga kesehatan jangka panjang, khususnya pada anak-anak dan remaja. Di kalangan anak-anak dari Generasi Z, konsumsi makanan tidak sehat seperti cemilan tinggi gula, garam, dan lemak trans menunjukkan tren peningkatan. Kebiasaan ini berdampak negatif, baik dalam jangka pendek maupun panjang. Perubahan gaya hidup yang cepat, kemajuan teknologi, serta paparan informasi yang tidak selalu valid di media sosial turut memperburuk pola makan mereka.

Sebagai generasi yang sangat terhubung dengan teknologi, Gen Z cenderung mengandalkan makanan yang praktis dan cepat, termasuk cemilan rendah nutrisi. Banyak dari mereka kerap melewatkan waktu makan utama dan menggantinya dengan cemilan, yang sering kali menjadi sumber kalori utama namun miskin zat gizi penting untuk pertumbuhan dan perkembangan. Meskipun sebagian dari mereka menyadari pentingnya pola makan sehat, preferensi terhadap makanan olahan dan cepat saji tetap tinggi karena ketersediaannya yang luas dan kemudahan akses.

Penelitian menunjukkan hubungan erat antara konsumsi cemilan tidak sehat dengan peningkatan kasus obesitas, diabetes, dan penyakit jantung pada usia muda. Gen Z termasuk kelompok berisiko tinggi mengalami obesitas akibat pola makan yang dipengaruhi oleh lingkungan, promosi makanan cepat saji, dan kebiasaan digital yang memicu konsumsi makanan tinggi kalori namun rendah nutrisi. Gaya hidup mereka yang sibuk juga mendorong pilihan terhadap makanan yang dapat dikonsumsi saat bepergian dan tidak membutuhkan persiapan.

Namun demikian, kesadaran akan bahaya makanan olahan mulai mendorong sebagian Gen Z untuk beralih ke cemilan yang lebih sehat, seperti granola bar atau produk berbasis buah yang mengandung serat, protein, dan rendah gula (Raptou et al., 2024). Meski ada pergeseran positif ini, mereka tetap mengutamakan aspek kepraktisan, rasa, dan kemasan yang sesuai dengan gaya hidup aktif dan dinamis.

Pembahasan 

Generasi Z merupakan kelompok yang sangat terhubung dengan teknologi dan media sosial, yang secara signifikan memengaruhi kebiasaan makan mereka. Tren kuliner yang tersebar luas di platform seperti TikTok dan Instagram sering menjadi acuan dalam menentukan preferensi makanan. Banyak individu dalam kelompok ini mengandalkan rekomendasi dari influencer dan food blogger untuk mencoba makanan baru. Konten visual yang menarik mengenai makanan sehat berpotensi meningkatkan minat Gen Z terhadap camilan bergizi sebagai alternatif makanan olahan tinggi kalori.

Namun demikian, peningkatan kesadaran terhadap gizi belum sepenuhnya diikuti oleh perubahan perilaku konsumsi. Hambatan utama termasuk harga camilan sehat yang relatif tinggi dan keterbatasan pilihan produk di pasaran, yang sering kali tidak sesuai dengan preferensi rasa Gen Z. Oleh karena itu, inovasi dalam pengembangan rasa dan desain kemasan sangat diperlukan untuk meningkatkan daya tarik produk sehat bagi kelompok ini. Strategi pemasaran digital yang melibatkan influencer dan kampanye interaktif terbukti efektif dalam meningkatkan ketertarikan Gen Z terhadap makanan sehat serta memperkuat pesan edukatif tentang pentingnya gizI.

Media sosial juga berperan strategis dalam membentuk persepsi terhadap gaya hidup sehat. Influencer dan brand memanfaatkan platform digital untuk mengedukasi sekaligus memengaruhi keputusan konsumsi makanan melalui konten yang kreatif. Pendekatan ini, termasuk tantangan makanan sehat dan kampanye berbasis konten edukatif, telah menunjukkan efektivitas dalam mendorong perubahan perilaku konsumsi yang lebih sehat dan berkelanjutan.

Di sisi lain, faktor psikososial seperti tekanan sosial, lingkungan pertemanan, dan gaya hidup cepat turut memengaruhi pilihan makan Gen Z, yang cenderung mengarah pada konsumsi praktis dan instan. Oleh karena itu, intervensi berbasis digital yang menyampaikan edukasi gizi secara menarik dan mudah dipahami sangat diperlukan untuk membentuk kebiasaan makan yang lebih baik. Kombinasi strategi pemasaran digital, inovasi produk, dan edukasi gizi berpotensi menjadikan pola makan sehat sebagai bagian integral dari gaya hidup Gen Z.

Kebiasaan mengonsumsi junk food berdampak negatif terhadap kesehatan, terutama di kalangan mahasiswa. Pola makan tidak sehat ini dikaitkan dengan peningkatan risiko obesitas, penyakit kardiovaskular, dan diabetes tipe 2. Pengaruh media sosial memperkuat fenomena ini melalui eksposur konten makanan, promosi diet ekstrem oleh influencer, dan iklan makanan tidak sehat yang membentuk perilaku konsumsi digital.

Lebih lanjut, dalam konteks genetika, kebiasaan makan yang dipengaruhi media sosial dapat memicu perubahan epigenetik. Konsumsi makanan tinggi gula dan lemak yang dipromosikan secara digital dapat memodifikasi ekspresi gen yang mengatur metabolisme dan respons inflamasi. Jika pola ini terus berlanjut, dampaknya tidak hanya bersifat fisiologis, tetapi juga genetik.

Penting juga untuk disadari bahwa informasi terkait pola makan sehat di media sosial seringkali tidak berbasis bukti ilmiah. Karena itu, kemampuan kritis dalam memilah informasi sangat penting agar keputusan konsumsi mendukung kesehatan secara menyeluruh, termasuk pada level ekspresi genetic.

Media sosial tidak hanya memengaruhi pilihan makanan, tetapi juga berdampak pada aspek kesehatan lain seperti pola tidur dan aktivitas fisik. Kecenderungan begadang akibat penggunaan media sosial berlebihan berdampak pada regulasi hormon stres dan ekspresi gen yang terkait dengan keseimbangan imun. Kurangnya aktivitas fisik karena waktu layar yang tinggi juga turut memengaruhi gen-gen yang berkaitan dengan metabolisme dan kesehatan jantung.

Meski demikian, penggunaan media sosial yang tepat dapat menjadi sarana edukasi kesehatan yang efektif. Konten berbasis bukti ilmiah yang menyajikan gaya hidup sehat mampu membentuk kesadaran dan mendorong keputusan kesehatan yang lebih baik. (Kumalasari et al., 2021)

Dalam ranah aktivitas fisik, influencer kebugaran di media sosial dapat memberikan pengaruh positif, meskipun motivasi intrinsik tetap menjadi faktor utama dalam mempertahankan konsistensi olahraga. Aktivitas fisik yang didorong oleh motivasi internal memiliki dampak positif pada ekspresi gen melalui jalur epigenetik, khususnya dalam regulasi metabolisme dan fungsi imun. Sebaliknya, paparan terhadap konten yang mendukung gaya hidup tidak aktif dapat memicu perubahan genetik yang meningkatkan risiko penyakit kronis.

Dengan demikian, strategi promosi kebugaran yang didukung oleh edukasi berbasis motivasi internal dapat meningkatkan efektivitas program kesehatan di era digital. Pemanfaatan media sosial secara bijak menjadi kunci dalam membentuk kebiasaan sehat yang berkelanjutan, baik dari sisi pola makan maupun aktivitas fisik.

Kesimpulan

Pengaruh media sosial terhadap pola kesehatan Generasi Z merupakan fenomena kompleks yang mencakup dimensi perilaku, psikososial, dan bahkan genetik. Paparan terhadap konten digital telah membentuk preferensi makanan, gaya hidup, serta persepsi terhadap kesehatan dengan cara yang belum pernah terjadi pada generasi sebelumnya. Meskipun media sosial memiliki potensi untuk mendorong perilaku sehat melalui edukasi dan promosi positif, masih banyak tantangan seperti bias informasi, keterbatasan akses terhadap produk sehat, serta dominasi konten yang mendukung pola makan instan dan tidak seimbang.

Dampak kebiasaan makan dan gaya hidup ini bahkan terbukti dapat memengaruhi ekspresi gen melalui mekanisme epigenetik, yang pada akhirnya berdampak pada kesehatan jangka panjang. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan strategis yang menggabungkan edukasi gizi berbasis digital, inovasi produk yang terjangkau dan menarik, serta kampanye yang didukung oleh motivasi intrinsik dan komunitas daring yang positif.

Dengan pemanfaatan teknologi secara bijak dan terarah, serta kolaborasi antara produsen, edukator, dan platform media sosial, diharapkan Generasi Z dapat membentuk pola hidup sehat yang tidak hanya bersifat tren sesaat, tetapi menjadi kebiasaan yang berkelanjutan dan berdampak positif bagi kesejahteraan fisik maupun genetik mereka di masa depan.

Sumber

Annisa Kabia Raihanna, Mustika Fitri, & Sandey Tantra Paramitha. (2023). FITFLUENCE: MENGINVESTIGASI PENGARUH INFLUENCERS KEBUGARAN DALAM MENINGKATKAN KEBIASAAN BEROLAHRAGA PADA GENERASI Z. Jurnal Kejaora (Kesehatan Jasmani Dan Olah Raga), 8(2), 189–198. https://doi.org/10.36526/kejaora.v8i2.3102

Booth, A., Sutton, A., & Papaioannou, D. (2021). Systematic approaches to a successful literature review (3rd ed.). SAGE Publications.

Kumalasari, I., Amin, M., Jaya, H., Ningsih, R., Kesehatan, P., & Palembang, K. K. (2021). EDUKASI GENERASI Z (DIGITAL) DAN POLA KEHIDUPAN BARU MENGHADAPI MASA NEW NORMAL (Vol. 5, Issue 1). http://pkm.uika-bogor.ac.id/index.php/ABDIDOS/issue/archive

Palma Juanta, Orville Lim, Ferry, F., & Devan Wijaya. (2025). Pengaruh Konten Media Sosial Edukasi Kesehatan terhadap Perubahan Perilaku Hidup Sehat pada Generasi Z. INSOLOGI: Jurnal Sains Dan Teknologi, 4(1), 1–14. https://doi.org/10.55123/insologi.v4i1.4830

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun