Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama. I Seorang guru di SMP PIRI, SMA dan SMK Perhotelan dan SMK Kesehatan. I Ia juga seorang Editor, Penulis dan Pengelola Penerbit Bajawa Press. I Melayani konsultasi penulisan buku. I Pemenang III Blog Competition kerjasama Kompasiana dengan Badan Bank Tanah

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

[media] Menyalakan Harapan di Tengah Badai, Bersama Media yang Berintegritas

1 September 2025   21:30 Diperbarui: 1 September 2025   20:40 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(olahan Grok AI, dokpri)

Kampus harus kembali menjadi mercusuar pemikiran, bukan tempat melatih anarkisme. Di ruang kuliah, di perpustakaan, di diskusi-diskusi malam, mahasiswa harus merumuskan solusi, bukan hanya mengkritik. Karena perubahan bukan lahir dari amarah, tapi dari keteguhan nurani dan kerja keras yang tak kenal lelah.

Dan ketika mereka melangkah ke jalan, ada satu pertanyaan yang harus dijawab dari hati: "Apakah aksi ini akan menyalakan harapan, atau justru membakar mimpi rakyat?"

Jika jawabannya adalah harapan, maka langkah itu sah. Jika jawabannya adalah kehancuran, maka ia harus dihentikan.

Obor di Tangan Kita

Obor ini bukan milik masa lalu,
ia ada di tangan kita
di tangan mahasiswa,
di tangan pemimpi,
di tangan mereka yang masih percaya.

Ia bisa padam dalam sekejap,
jika kita biarkan kemarahan memakan akal,
jika kita biarkan penyusup mencuri narasi,
jika kita biarkan media menjadi alat manipulasi.

Tapi jika kita jaga dengan hati,
jika kita arahkan dengan kebenaran,
jika kita nyalakan dengan cinta
maka obor ini akan terus menyala,
meski badai tak henti menerpa.

Karena di tangan kalian,
Indonesia masih bisa bermimpi.
Masih bisa berharap.
Masih bisa bangkit.

Nyalakan.
Jangan pernah padam.

(olahan chat GPT, dokpri)
(olahan chat GPT, dokpri)

Panggilan untuk Menjadi Cahaya

Indonesia sedang merindukan cahaya. Cahaya dari pikiran jernih, hati yang tulus, dan tindakan yang penuh tanggung jawab. Mahasiswa, sebagai pewaris tradisi perubahan, adalah penutup kegelapan itu. Jangan biarkan idealisme dipadamkan oleh asap kemarahan. Jangan biarkan suara keadilan diculik oleh mereka yang haus kekacauan. Dan jangan biarkan media menjadi kabut; jadikan ia lentera.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun