"Tarik!!! Jangan kalah! Ingat, ini harga diri Indonesia!" teriak Pak Lurah, sambil sembunyikan amplop berlogo PT. GoldDigger di balik bendera.
3... 2... 1... TARIK!
Tim Indonesia menjerit-jerit kayak lagi nonton Liga Champions. Tim Asing cuma dorong-dorongan sambil cek email di smartphone.
PLAAAK! Tali putus. Ternyata karetnya sudah jadi sejarah, ditempel stiker "Garuda Indonesia" yang luntur.
Mr. Smith tersenyum alih-alih minta maaf:
"Maaf, Pak. Tali ini limited edition dari Swiss. Harganya 1 miliar, tapi sudah termasuk pajak, fee Lurah, dan sumbangan untuk kampanye Pilkada!"
Bu Rina langsung nyamber:
"Jangan marah! Ini gantiinnya: 1 karung beras expired (masih layak konsumsi sampai 2026) dan voucher Gojek 5 ribu, buat pulang ke rumah!"
Adegan 2: Award Show ala Tambangrejo
Acara dilanjutkan dengan penyerahan penghargaan:
"Bintang Jasa Tambang" untuk Bu Rina (karena berhasil bagi-bagi fee dari asing ke lintah darah lokal). Medali terbuat dari koin emas palsu yang tertulis "100% Pure Corruption".
"Penghargaan Investasi Berkelanjutan" untuk Mr. Smith (karena setia kirim uang ke Swiss tiap bulan). Hadiahnya: plakat dari scrap tembaga bekas bertuliskan "Terima Kasih Sudah Bikin Kami Miskin" dalam 5 bahasa.
"Pahlawan Lingkungan" untuk Lintah Darah (yang muncul tiba-tiba pakai jaket hoodie bertuliskan "KORUPTOR MILLENIAL"). Ia naik panggung sambil joget TikTok:
"Hai guys! Aku content creator baru nih, spesialis hisap dana tambang! Kemarin aku hisap 30% royalti emas, 40% batubara, dan 100% gaji petani! Follow aku di @LintahDarahOfficial, ada giveaway emas palsu!"
Warga tertawa terpingkal, sampai Pak Tani (yang sawahnya digusur tambang nikel) nyelonong ke panggung:
"Bu Rina, kemarin saya lihat truk nikel lewat tiap 5 menit. Kok kami cuma dapat beras kadal?"