Bayang-Bayang di Kota Surabaya
Di tengah hiruk-pikuk Kota Surabaya, di mana panas matahari bercampur dengan aroma keringat dan asap kendaraan, hiduplah seorang wanita bernama Maya. Maya adalah seorang desainer interior berbakat yang bekerja di sebuah firma ternama.
Ia telah menikah dengan Reza, seorang pengusaha properti sukses, selama tujuh tahun. Mereka memiliki seorang putra kecil bernama Arga, yang baru berusia enam tahun.
Dari luar, kehidupan Maya tampak seperti lukisan sempurna: karier cemerlang, keluarga harmonis, dan rumah mewah di kawasan elit Darmo. Namun, di balik dinding-dinding megah itu, ada bayang-bayang yang mengintai.
**
Pergeseran mulai terasa sejak beberapa bulan terakhir. Reza yang dulu selalu pulang tepat waktu, kini sering menghilang hingga larut malam. Alasannya selalu sama: meeting, presentasi, atau sekadar lembur. Maya awalnya percaya. Sampai suatu malam, ia menemukan sesuatu yang mencurigakan.
Saat Reza tertidur di sofa setelah pulang dalam keadaan mabuk, Maya mengambil ponselnya untuk mengisi daya. Layar menyala, menampilkan notifikasi dari seseorang bernama Luna. "Aku kangen, sayang. Kapan kita ketemu lagi?"
Maya membeku. Jantungnya berdebar kencang. Ia tak berani membuka pesan lebih jauh, tapi rasa penasaran dan rasa sakit mulai merasuk.
**
Beberapa hari berlalu, dan Maya mulai memperhatikan perubahan pada Reza. Ia lebih jarang pulang, lebih sering membalas pesan dengan wajah sumringah, dan jarang menyentuh Maya. Bahkan saat mereka duduk bersebelahan di meja makan, suasana terasa dingin dan jauh.