Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama. I Seorang guru di SMP PIRI, SMA dan SMK Perhotelan dan SMK Kesehatan. I Ia juga seorang Editor, Penulis dan Pengelola Penerbit Bajawa Press. I Melayani konsultasi penulisan buku. I Pemenang III Blog Competition kerjasama Kompasiana dengan Badan Bank Tanah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Anak Muda dan Politik (2): Apakah Mereka Benar-Benar Apatis

8 April 2025   06:18 Diperbarui: 8 April 2025   06:18 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(ilustrasi olahan GemAIBot, dokpri)

Dalam konteks psikologi, generasi ini memiliki rasa identitas kolektif yang tinggi dan solid, didukung oleh konteks sosial dan politik yang memaksa mereka untuk bergerak.

Mereka menjadi simbol harapan dan perubahan bagi bangsa. Saling dukung antar sesama pemuda menjadi salah satu pendorong utama, menciptakan semangat yang sulit ditandingi oleh generasi mendatang.

Menyusuri Perangkat Kesadaran Generasi 1945 dan 1966

Generasi yang berjuang pada tahun 1945 adalah mereka yang beraksi langsung di lapangan, mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia. Mereka, seperti Soekarno dan Hatta, adalah para pemuda yang berani mengambil keputusan besar untuk masa depan bangsa.

Dalam hal ini, psikologi mereka dipenuhi oleh semangat patriotisme yang mendalam dan visi yang jelas tentang Indonesia yang merdeka.

Sementara itu, generasi 1966 muncul sebagai respons terhadap ketidakpuasan terhadap pemerintahan yang ada saat itu. Mereka, yang dikenal dengan sebutan generasi perubahan yang lebih berbasis pada gerakan.

Melihat ketidakpuasan yang meluas terhadap pemerintahan Orde Lama, anak muda pada masa ini mengorganisasi demonstrasi yang kuat dan berdampak. Mereka menunjukkan bahwa ketika suara anak muda bersatu, mereka dapat menghadirkan perubahan yang signifikan.

(gerakan anak muda lintas negara lewat zoom, olahan GemAIBot, dokpri)
(gerakan anak muda lintas negara lewat zoom, olahan GemAIBot, dokpri)

Dampak Modernisasi dan Digitalisasi

Berbeda dengan zaman ketika generasi Sumpah Pemuda, 1945, dan bahkan 1966, generasi muda saat ini menghadapi tantangan baru akibat kompleksitas informasi di era digital. Mereka kerap kali lebih terperangkap dalam dunia maya ketimbang di dunia nyata. Ini menciptakan kesenjangan antara potensi dan keinginan mereka untuk terlibat aktif dalam politik dengan realitas yang ada.

Dalam studi oleh Pew Research, ditemukan bahwa banyak anak muda percaya bahwa mereka tidak memiliki cukup pengaruh terhadap keputusan politik, meskipun mereka ingin terlibat. Mereka cenderung berpikir bahwa struktur yang ada tidak memberi ruang bagi suara mereka, yang akhirnya berdampak pada sikap apatis. Di sisi lain, anak-anak muda juga lebih bisa beradaptasi dan menggunakan media sosial untuk menyuarakan aspirasi mereka, menjadi lebih berani dalam mengungkapkan pendapat.

Dengan melihat berbagai tantangan yang ada, penting untuk menyusun strategi agar anak muda tidak terjebak dalam apatisme. Pendidikan politik yang lebih inklusif dan berbasis pada pemberdayaan sangat penting. Pemuda harus dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan dan diberi ruang untuk berpartisipasi dalam berbagai forum diskusi.

Kesimpulan: Peluang untuk Masa Depan

Anak muda hari ini mungkin tertandai dengan ketidakpastian dan skeptisisme, tetapi bukan berarti mereka sepenuhnya apatis. Ada semangat yang mungkin terlihat berbeda dari generasi sebelumnya, tetapi semangat itu tetap ada. Dengan memahami dinamika psikologi mereka dan memberikan ruang untuk berpartisipasi dalam proses politik, kita bisa mengubah potensi tersebut menjadi kekuatan yang lebih besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun