Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama. I Seorang guru di SMP PIRI, SMA dan SMK Perhotelan dan SMK Kesehatan. I Ia juga seorang Editor, Penulis dan Pengelola Penerbit Bajawa Press. I Melayani konsultasi penulisan buku. I Pemenang III Blog Competition kerjasama Kompasiana dengan Badan Bank Tanah

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Pameran Lebaran: Siapa yang Paling Hebat?

30 Maret 2025   20:30 Diperbarui: 30 Maret 2025   20:24 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(olahan GemAIBot, dokpri)

Dito memamerkan tumpukan baju diskonan. "Nih, semua dapat harga miring!"

Andi cemberut karena barangnya tak semenarik milik Rara dan Dito.

Ketika mereka semua berbagi barang mereka, Andi merasa semakin tertekan, lalu ia berpikir, "Apa yang terjadi jika aku bilang semuanya adalah hasil pinjaman?" Ketika tiba saatnya dia memperlihatkan item dalam unboxingnya, rasa cemas menyelimuti. Dia terpaksa memaksakan senyum.

Sementara itu, Lina menunjukkan satu baju kurung elegan. Sari malah membawa kue buatannya. "Ini nastar special, buatan aku dan ibu." Rara mencibir. "Kok kalian nggak semangat sih? Ini kan Lebaran, masa nggak belanja heboh?"

Menariknya, ketika suhu mulai meningkat, Andi tiba-tiba berdiri dan berkata, "Kita semua berdebat tentang yang lebih mahal, tapi sebenarnya, kita semua punya alasan dan cara yang berbeda untuk merayakan. Coba kita lihat apa yang lebih penting?"

(olahan GemAIBot, dokpri)
(olahan GemAIBot, dokpri)

Pelajaran di Balik Pameran

Tiba-tiba, adik kecil Rara masuk sambil memegang baju Lebaran sederhana. "Aku seneng kok dapat baju baru, meskipun cuma satu."

Lina tersenyum. "Nah, betul. Lebaran bukan soal siapa yang belanja lebih banyak."

Sari menambahkan, "Yang penting kebersamaan. Aku lebih bahagia bikin kue untuk keluarga daripada beli barang mahal."

Diam sejenak. Andi, yang tadinya cemas karena FOMO, akhirnya menghela napas. "Kalian benar. Aku kemarin sampai stres mikirin diskon, padahal nggak perlu."

Epilog: Lebaran yang Lebih Berarti

Ketika Lebaran tiba, mereka semua berkumpul dengan cara berbeda: Rara masih pakai tas mahalnya, tapi tak lagi sombong. Dito berbagi cerita soal tips diskon tanpa bermaksud pamer. Andi belajar untuk tak mudah panik ikut-ikutan tren. Lina tetap percaya diri dengan kesederhanaannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun