Yang unik dari kedai ini adalah para karyawan sebelum memulai menjalankan tugasnya baik itu shift pagi maupun shift sore, mereka rupanya berkumpul terlebih dahulu dan duduk melingkar mem-booking 2 (dua) meja makan pelanggan paling pojok. Kemudian mereka mengaji atau membaca surat-surat pendek dalam Al-Qur'an, dan juga membaca Shalawat Nabi.
Untuk Non Muslim yang sedang makan di kedai itu mungkin pernah bertanya-tanya sedang apa dan membaca apa. Jawabannya seperti yang sudah penulis sebutkan di atas. Visi misi membaca Ayat suci dan Shalawat Nabi tersebut sebelum memulai aktivitas dengan tujuan agar rezeki hasil dari kedai makan ini bisa barokah.
Sekilas terlihat sama seperti toko yang menyediakan berbagai macam ponsel baru, pulsa, aksesoris HP, dan lain sebagainya. Namun sering kali saat penulis melewati Counter HP ini, para karyawan berbaris di depan toko dan mempunyai yel-yel khusus untuk memompa semangat karyawan itu sendiri.
Ada suatu tarian khusus juga sesuai yel-yel yang dibuat selama beberapa menit dengan membagikan brosur plus ajakan semua yang sedang melintas untuk mampir dan membeli beberapa produk yang disediakan dari counter tersebut.
Ada beberapa alasan seseorang bertahan dalam manajemen tempat ia bekerja:
- Kemampuan
- Kenyamanan
- Kebutuhan.
Dari 2 contoh Budaya Organisasi di atas, tidak semua karyawan bisa cocok dan bertahan karena menyesuaikan dengan kemampuan, kenyamanan dan kebutuhan seseorang dalam bekerja.Â
Seperti tidak semua karyawan mau menari dan bernyanyi di depan toko untuk mengundang konsumen datang karena gengsi. Tidak semua karyawan mau atau bisa membaca ayat suci setiap memulai tugas karena kemampuan membaca ayat yang terbatas, dan lain sebagainya.
Nah, kalau penulis sendiri di perusahaan tempat bekerja mempunyai tipe budaya organisasi yaitu Adhocracy, karena bergerak di bidang Media yang mengedepankan Pelayanan pada masyarakat luas.
Salah satu Budaya organisasi dalam profesi penulis yaitu Senam Mulut sebelum memulai suatu tugas. Hal tersebut wajib dilakukan untuk melatih mulut, lidah dan rongga mulut dalam pengucapan kata atau kalimat dengan intonasi yang jelas, juga melatih rongga dada dan perut dalam pengaturan nafas.
Dan biasanya yang sering melakukan Senam mulut ini adalah beberapa orang yang berkecimpung di dunia public speaking, seperti presenter, reporter, penyiar radio, MC, dsb.