Mohon tunggu...
Alfarisma Melandika
Alfarisma Melandika Mohon Tunggu... Lainnya - Pecinta kopi, coklat, hujan, dan senja

Terus belajar dan tidak berhenti belajar karena hidup tidak pernah berhenti mengajarkan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Cinta Pertamaku

14 Oktober 2022   20:53 Diperbarui: 14 Oktober 2022   21:42 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ayah dan anak perempuannya (sumber: kompas.com)

Kupungut kepingan-kepingan kisah yang tercecer
Kurangkai jadi kenangan apik
Kutulis ceritanya dengan sisa tinta semalam
Hingga hanya keindahan dan ketulusan yang membekas di benak

Berpuluh peluh tak pernah dikeluh
Beribu gundah tak pernah digaduh
Berkorban tanpa mengharap pujian
Dalam hatinya teruntai bait-bait doa

Meski bahagia belum sempat diteguk
Rela menahan segala dahaga kesedihan
Bahkan terkadang tersungkur
Tapi seulas senyum selalu hiasi wajah lelahnya
Meski terpendam penat yang mengendap

Baca juga: Di Sepertiga Malam

Tuturnya utarakan kebijakan dan kebajikan
Ajarkan makna hidup yang sesungguhnya
Meski langkah terkadang goyah
Tetap tangguh tanpa kata menyerah

Ayah...
Kaulah pahlawanku
Cinta pertama dalam hidupku
Dari keringatmu tapakku bisa melangkah

Tarakan, 14 Oktober 2022

Baca juga: Caraku Mencintaimu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun