Akhirnya, pertanyaan besar yang harus dijawab bukanlah "apakah Polri harus direformasi atau direstorasi," melainkan "apa yang sebenarnya dibutuhkan Polri hari ini?" Dari refleksi kritis saya sebagai Mahasiswa dan Aktivis Yang Masih Memiliki Rasionalitas, jawaban yang lebih rasional adalah restorasi. Sebab, reformasi telah melahirkan Polri baru yang mandiri pasca 1998. Yang dibutuhkan kini bukan pembongkaran lebih jauh, melainkan pemulihan dan penguatan nilai. Restorasi Polri adalah jalan untuk memastikan bahwa anak kandung reformasi tetap tumbuh sehat dan dipercaya rakyat.
Dengan demikian, perdebatan tentang reformasi versus restorasi tidak boleh dilihat sekadar sebagai wacana akademis belaka, melainkan sebagai arah kebijakan yang menentukan wajah Polri di masa depan. Restorasi Polri berarti kembali pada moralitas, integritas, dan keberpihakan kepada rakyat. Itu pula yang diingatkan Hoegeng dan tokoh-tokoh polisi ideal lainnya, bahwa polisi sejati adalah mereka yang hidup sederhana, jujur, dan teguh menjaga amanah. Maka, jika harus memilih, saya condong pada restorasi, sebab hanya dengan itulah Polri dapat mengembalikan marwahnya sebagai pilar demokrasi yang lahir dari rahim reformasi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI