Mohon tunggu...
Ales Tiara Fadilah
Ales Tiara Fadilah Mohon Tunggu... Guru - Tenaga Pendidik di SMP IT Miftahul Ihsan

Tenaga Pendidik SMP IT Miftahul Ihsan Kota Banjar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kutukan Misteri Part 2

9 Desember 2022   18:48 Diperbarui: 9 Desember 2022   18:50 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Sebenarnya di rumah kamu itu..." jawab Ales terpotong oleh seorang laki-laki.

"Jangan pengaruhi dia dengan cerita-ceritamu, Les," tegur laki-laki itu yang duduk dua bangku di belakang vivie.

"Siapa cowok itu?" tanya vivie.

"Dia Yansen sepupuku. Orangnya emang gitu, setiap aku cerita soal pembunuhan dia selalu ngelarang. Tapi sebenarnya dia baik kok," jawab Ales. Vivie hanya mengangguk sambil menatap sosok Yansen yang tengah sibuk bermain PSP.

"Jadi sebenarnya di rumah kamu itu dulu pernah terjadi pembunuhan. Satu keluarga meninggal di sana," ucap Ales.

"Kamu tahu dari mana?" tanya Vivie.

"Tentu saja aku tahu, rumahku kan ga jauh dari rumahmu. Emang sih aku ga ngelihat langsung kejadiannya, tapi Ayahku adalah Polisi yang menangani kasus itu. Waktu itu seorang pemulung ga sengaja lewat ke halaman belakang rumah kamu, dan dia nemuin mayat Pak Anton beserta keluarganya tergantung di pohon dekat gudang. Sedangkan anak perempuannya yang paling bungsu hilang entah kemana, mungkin diculik sama pembunuhnya," jawab Ales.

"Memangnya Pak Anton punya berapa orang anak?" tanya Vivie.

"Tiga orang. Yang paling tua Riki, kedua Kevin, dan yang bungsu Angel," jawab Ales. Vivie teringat dengan lukisan dinding di kamarnya, ternyata lukisan itu adalah siluet pembunuhan yang pernah terjadi di rumah itu.

"Apa pembunuhnya udah tertangkap?" tanya Vivie.

"Belum. Angel dan pembunuh itu lenyap bagai ditelan bumi. Mungkin hanya Tuhan yang tahu di mana pembunuh itu berada dan gimana nasib Angel yang sebenarnya," jawab Ales.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun