Mohon tunggu...
Utrujah Alesha
Utrujah Alesha Mohon Tunggu... Guru - Segersang apapun Ilalang tetap berjuang untuk hidup.

Salah seorang pendidik yang menyukai membaca dan menulis puisi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kosong

29 Maret 2021   05:20 Diperbarui: 29 Maret 2021   05:35 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

                       Kosong

Mengapa rasa ini kau koyak dengan keegoisan?
Membuatku terpelanting tak tentu arah.
Kuingin menitipkan raga,
Agar tubuh renta ini ada tempat bersandar.

Namun, kau tepis karena arogansi.
Memapas asa yang kubangun tertatih.
Tiadakah sedikit usap untuk lelahku?
Di saat langkah ini tersendat tiada daya,
Jadilah tongkat penopangku, walau sejenak.

Tiadakah hatimu tergoda untuk ulurkan tangan?
Memapahku dari keterpurukan.

Bertahun sudah kubertahan, menunggu keajaiban.
Namun, kau bagai tonggak bernafas.
Tak bergeming menatap ketakberdayaanku.
Kemana perginya nuranimu?

Penyadaran itu tiba, tak seharusnya aku menunggu kemustahilan.
Karena keberserahan ini bukan untukmu, namun untuk-Nya.
Tak selayaknya kau dapatkan ketakberdayaanku.
Karena sandaran itu hanyalah milik-Nya.
                                       Utrujah


#suarahatiseoranglansia
#tamcil6282242168765_29032021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun