Dari mimbar PBB hingga KTT Perdamaian, Prabowo menulis bab baru diplomasi lembut Indonesia untuk Palestina. Sebuah estafet tongkat amanat sejarah yang hidup kembali.
Setahun sudah Bapak Prabowo Subianto menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia ke-8. Banyak hal bisa dibicarakan: stabilitas ekonomi, ketahanan pangan, hingga pertahanan negara.
Namun jika harus memilih satu catatan paling berkesan, saya akan menaruhnya pada satu momen yang menggugah: ketika beliau berbicara di sidang umum PBB, menyerukan kemerdekaan Palestina dengan suara tegas dan pesan ini sampai ke nurani kita anak negri.
Momen itu bukan sekadar diplomasi, melainkan gema sejarah yang kembali bergulir. Kita teringat pada Bung Karno, presiden pertama yang juga pernah berdiri di forum yang sama, menyuarakan hal yang sama: kemerdekaan Palestina. Seolah sejarah kembali menulis dirinya, tapi kali ini dengan pena baru bernama Prabowo Subianto.
1 Tahun Kepemimpinan
Dalam satu tahun kepemimpinan ini, arah politik luar negeri Indonesia terasa jelas: bebas aktif. Prabowo memilih jalan soft diplomacy, sebuah pendekatan yang halus namun berdampak.
Dalam bahasa tasawuf bisa disebut hikmah al-lisan, kebijaksanaan tutur yang menembus nurani. Diplomasi semacam ini bukan kelemahan, justru kekuatan itu sendiri.
Diplomasi lembut Prabowo bekerja dalam ruang kesadaran moral dunia. Ia tak hanya berbicara tentang politik dan hak asasi, tapi juga tentang kemanusiaan yang universal. Di sanalah letak kecanggihan (atau meminjam istilah anak muda sekarang: sophisticated) dari diplomasi Indonesia di bawah Prabowo.
Yang menarik, dunia merespons dengan hangat. Pemimpin-pemimpin besar menyambutnya, termasuk Donald Trump yang konon menaruh kekaguman pada gaya Prabowo yang berwibawa, disiplin, dan tidak bertele-tele.
Sebuah potret menarik di tengah dunia yang haus akan sosok pemimpin tegas tapi berhati lembut. Kombinasi langka yang dulu kita temukan dalam diri para pendiri bangsa.
Diplomasi Ala Prabowo
Namun lebih dari sekadar gestur internasional, diplomasi Prabowo menghidupkan kembali warisan moral bangsa ini. Kita tak boleh lupa: Palestina adalah negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia.