Dalam ingatan santri, hubungan ini bukan hanya politik, tapi persaudaraan spiritual yang lahir dari nilai keadilan dan kasih sayang. Ketika Prabowo bicara di PBB, seolah pesan lama Bung Karno bergema kembali:
"Selama kemerdekaan Palestina belum diberikan, maka selama itu pula bangsa Indonesia berdiri menentang penjajahan."
Sikap ini mengandung nafas yang dalam: bahwa kemerdekaan bukan hanya urusan negara, tapi urusan nurani. Ketika Prabowo memperjuangkan kemerdekaan Palestina, sejatinya ia juga menghidupkan ruh kemerdekaan manusia dari ketakutan, dari kebencian, dari penjajahan.
Diplomasi Prabowo ini terasa seperti zikir di ruang publik. Buya Hamka pernah mengingatkan: bahwa kasih sayang (nurani kemanusiaan) adalah politik tertinggi dalam peradaban manusia.
Kemerdekaan Untuk Palestina
Harapan kita sederhana namun mendalam: semoga kemerdekaan Palestina bisa tercapai dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Narasinya mirip ya dengan kemerdekaan kita hehe.
Apapun itu perjuangan mereka adalah cermin dari masa lalu kita sendiri. Prabowo, dengan segala kelembutan dan karismanya, mungkin adalah satu cara Tuhan mengingatkan kita bahwa sejarah tak pernah benar-benar berakhir; ia hanya berganti penutur untuk bersuara lantang.
Dalam satu tahun ini, Indonesia kembali bersuara di pentas dunia, bukan dengan kerasnya amarah, tapi dengan lembutnya nurani. Mungkin di sanalah letak kekuatan sejati: kekuatan yang datang dari cinta tanah air dan cinta kemanusiaan.
Salam.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI