Banyak lagi tokoh bangsa kita yang sangat mencintai buku yang telah berhasil mendirikan negri ini dengan darah perjuangan dan imajinasi yang melewati jangkauan dan dugaan apa mungkin kita bisa merdeka sekian lama terjajah? Apa mungkin kita memiliki nama yang sekarang kita sebut Indonesia? Inilah warisan legacy mereka untuk tanah air tercinta. Mereka para pejuang tentu melewati fase perjuangan berat dan diasingkan adalah hal biasa masuk dalam jeruji besiÂ
Kalian bisa memenjarakanku, tapi selama aku bersama buku, aku tetap bebas (Hatta)
Bagi Bung Hatta, buku adalah kebebasan. Kecintaannya ini akhirnya membawakan Indonesia menemui gerbang kemerdakaan. Hari ini yang menjadi pertanyaannya bagaimana kita mengisi kemerdekaan itu. Adakah alasan bagi anak negeri di negri yang dilahirkan oleh pikiran besar para pendahulunya tidak mencintai buku, malas membaca, ogah berdialektika? Hanya tau nyinyir dan koment dengan narasi "samapah" di media sosial. Â
Jadi renungan saja semoga goresan kali ini kita bisa memaknai arti penting mencintai buku setelah sedikit mengeja prahara zaman yang ada di dalamnya hingga negri ini lahir lewat pikiran besar dari imajinasi yang tentu terinspirasi dari bacaan yang luas seluas melihat dunia dan sejarah peradabannya. Hari ini kita kekosongan narasi yang besar. Siapkah kita milenial menyongsong narasi baru untuk kamajuan negri tercinta?
Salam:)
Â