Mohon tunggu...
Albar Rahman
Albar Rahman Mohon Tunggu... Penulis - Editor, Writer and Founder of Books For Santri (Khujjatul Islam Boarding School)

Sehari-hari menghabiskan waktu dengan buku-buku ditemani kopi seduhan sendiri. Menikmati akhir pekan dengan liga inggris, mengamati cineas dengan filem yang dikaryakan. Hal lainnya mencintai dunia sastra, filsafat dan beragam topik menarik dari politik hingga ekonomi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tangis Ibu di Lapangan Hijau

3 Oktober 2022   01:15 Diperbarui: 3 Oktober 2022   01:33 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ibu itu sontak ikut menangis tanpa sebab dan hanya ibah 

Owh dari hijaunya padang rumput 

Ada kabar duka yang berbisik 

Bagus anak lanangnya satu-satunya harus pergi selamanya 

Dari tragedi dan kerusuhan di lapangan hijau yang baru saja menimpa

Akhirnya bait ini tak sanggup diteruskan untuk mengisahkan sang ibu. Nama Bagus selaku anak dalam puisi ini hanya fiksi. Upaya menggambarkan rasa para ibu yang ditinggal sang anak. Bagus dalam terma bahasa jawa adalah anak yang baik, pintar dan doa baik lainnya. Ibu pasti mendoakan anaknya jadi cah bagus (anak yang baik rupa dan akhlalnya). Semoga puisi yang tanggung ini tak sanggup diteruskan jadi renungan duka bersama. 

Albar Rahmam

Di balik dingin malam dini hari Yogyakarta,

Tertanggal: Tragedi kelam sepak bola terbesar kedua dalam sejarah dunia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun