“Atau… sama gue,” ucapku pelan, tapi tajam seperti pisau dingin.
Ia menunduk, suaranya mengecil. “Nggak ustadz. Saya nggak nantang ustadz.”
Aku angkat daguku, memberi ruang. “Oke… kalau begitu, jangan lagi tatapan lo gue lihat sinis. Ingat itu.”
Sipir itu berlalu, langkahnya cepat, tanpa kata lagi.
Aku berdiri tegak, menatap ke belakang. Kawan-kawan mengangguk, tanda setuju.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!