Mohon tunggu...
Akmal Husaini
Akmal Husaini Mohon Tunggu... Wiraswasta - suka menjaga kebersihan

kebersihan sebagian dari iman. Karena itulah jadilah pribadi yang bersih

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ingat Pancasila, Jangan Tergiur Ideologi Transnasional

29 Agustus 2021   07:15 Diperbarui: 29 Agustus 2021   07:37 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pancasila - bola.com

Terkadang kita lupa dan selalu menganggap rumput tetangga pasti lebih hijau.

Produk impor pasti lebih bagus dari produk dalam negeri. Pandangan luar negeri pasti lebih bagus dari pandangan dalam negeri. Ideologi luar negeri pasti lebih bagus dari ideologi dalam negeri. 

Sementara, kita seringkali lupa, bahwa kita tinggal di Indonesia. Sebuah negeri dengan tingkat keberagaman yang berbeda dengan negara lain. 

Meski mayoritas penduduknya muslim, negeri ini mengklaim bukan sebagai negara islam atau negara agama. Para pendahulu menegaskan bahwa Indonesia adalah negara beragama, bukan negara agama.

Begitu juga dengan persoalan ideologi. Bagi sebagian orang, ideologi dari luar dianggap bagus. Tak terkecuali ideologi transnasional radikal, yang cenderung mengusung konsep khilafah, yang selalu mengusung sentimen agama, seringkali menjadi perbincangan. Ideologi ini dinilai tidak tepat diterapkan di Indonesia, meski para simpatisannya terus menyuarakan pemahaman yang salah ini.

Begitu juga ketika ISIS berhasil menguasai di Suriah dan Iraq, berbagai dukungan datang dari dalam negeri. Perjuangan Islam dianggap telah mencapai puncaknya, dan harus mendapatkan dukungan. 

Tak heran jika banyak warga negara Indonesia yang terbuai oleh janji manis ISIS, dan memilih bergabung dengan kelompok teroris ini. Setelah bergabung, tidak sedikit para WNI yang dijadikan budak seks, disuruh berperang, jauh dari janji manis yang telah dikatakan sebelumnya.

Belakangan, sentimen yang hampir sama juga kembali mengemuka, setelah Taliban berhasil menguasai Afganistan. Keberhasilan Taliban dianggap keberhasilan Islam. 

Dan karena mayoritas masyarakat Indonesia beragama Islam, dianggap kemenangan ini merupakan kemenangan agama. Mari kita luruskan dan melihat peristiwa ini secara obyektif. 

Mari kita bedakan mana urusan agama, mana urusan kekuasaan. Jangan sampai apa yang terjadi pada ISIS terulang pada Taliban. Jangan sampai sebagain WNI berbondong-bondong ke Afganistan, karena dianggap sebagai kepemimpinan yang islami.

Beberapa orang menilai bahwa ideologi transnasinal berasal dari negeri Arab, yang dianggap sebagai tempat lahirnya Islam. Segala kebijakan yang lahir dianggap sesuai dengan ajaran Islam. Ideologi ini juga dianggap tidak rumit. Segalanya hanya dihadapkan pada benar atau salah, baik atau buruk, halal atau haram, kami atau mereka. 

Yang tidak sejalan dianggap salah, sesat, bahkan kafir. Kalau sudah pada anggapan semacam ini, maka hukum harus ditegakkan. Padahal, pola pikir mereka yang salah dalam memahami atau menyikapi sebuah kondisi. 

Dan ideologi transnasional juga seringkali mengusung khilafah, yang dianggap memberikan kemakmuran dan kesejahteraan. Ironisnya, konsep ini tidak pernah diterapkan di negeri Islam sekalipun.

Mari kita introspeksi. Pancasila merupakan dasar negara ini, yang terbukti mampu mengakomodir semua kepentingan kelompok beragama di Indonesia. 

Pancasila terbukti telah berhasil merangkul keberagaman yang ada di Indonesia. Ingat, Tuhan telah memberikan banyak keberagaman suku, agama, budaya dan bahasa, yang harus kita jaga dan lestarikan. Nilai-nilai yang ada di dalam Pancasila, tidak ada yang melanggar nilai-nilai dalam ajaran agama apapun.

Pancasila mengedepankan nilai-nilai ketuhanan, dimana kita tidak boleh melupakan Tuhan YME, yang telah menciptakan kita semua. Pancasila juga mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan, dimana setiap manusia mempunyai hak dan kewajiban yang sama. Sila ketiga mengajarkan tentang pentingnya persatuan dan kesatuan. 

Pancasila juga mengajarkan pentingnya musyawarah jika terjadi perbedaan pendapat. Dan Pancasila juga mengajarkan untuk mengedepankan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Semoga bisa jadi renungan bersama. Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun